Suara.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen mendukung pembangunan ekonomi hijau dan berorientasi ekspor melalui perhutanan sosial yang dikemas dalam Program Jejak Kopi Khatulistiwa.
Terlebih, Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) getol mengembangkan ekonomi dan keuangan hijau dengan membuat Program Perhutanan Sosial.
Adapun, Perhutanan Sosial merupakan program reforma agraria untuk keadilan akses masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan yang ditunjang dengan program pemerataan ekonomi agar memberikan manfaat ekonomi dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Program ini ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat sekitar hutan sehingga terentas dari jalur kemiskinan dan pemerataan ekonomi dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Kegiatan tersebut juga merupakan bagian mendorong inklusi keuangan nasional untuk masyarakat di kawasan sekitar hutan.
Dalam program ini, peran BNI adalah sebagai Lembaga Keuangan, berperan dalam mengawal inklusi keuangan termasuk pembiayaan permodalan (sustainable finance) kepada petani Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Kementerian LHK menyampaikan 15 titik potensial bisnis pengembangan perhutanan sosial pada BNI dengan tematiknya adalah komoditas kopi, salah satunya di Kabupaten Garut.
Program inisiasi dari BNI berupa layanan keuangan bagi petani hutan khususnya komoditas kopi melalui ekosisten dari hulu hingga hilir. BNI pun menyediakan akses permodalan yang mudah, keagenan bagi kelompok tani hutan dan agregator, sertifikasi kopi, bisnis matching orientasi ekspor melalui program Xpora.
Sebagai tahap awal komitmen dukungan, BNI melakukan showcasing ekosistem yang telah terbentuk antara Petani - Agregator Kecil (KTH Griya Bukit Jaya) - Offtaker (Sunda Hejo). Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Bambang Supriyanto pun melakukan peninjauan kebun kopi di lahan Program Jejak Khatulistiwa BNI Kelompok Tani Hutan Griya Bukit Jaya di Kabupaten Garut, Jumat (07/10/2022).
Direktur Institutional Banking BNI, Sis Apik Wijayanto menjelaskan, BNI berkomitmen untuk tetap menjaga kelestarian hutan serta melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan dengan Program Jejak Kopi Khatulistiwa.
Baca Juga: BNI Dukung Ekspor Go Global Melalui Penguatan UMKM Naik Kelas ber-NIB
BNI Program Jejak Kopi Khatulistiwa adalah upaya perseroan dalam mewujudkan ekonomi hijau yang berorientasi ekspor dengan langkah dan tahapan edukasi, kurasi, inkubasi, business matching dan penggunaan solusi transaksi BNI.
"Edukasi diberikan melalui webinar secara online, ataupun dengan offline saat sosialisasi ke LMDH untuk memberikan informasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pendampingan journey UMKM BNI," sebut Sis Apik.
Sis Apik menyampaikan, tahap berikutnya adalah kurasi untuk melihat jenis kopi dan pangsa pasarnya. Inkubasi dilakukan untuk lebih melihat apakah petani kopi dapat naik kelas. Business matching dilakukan untuk dapat dipertemukan dengan offtaker besar ataupun dihubungkan dengan e-marketplace.
"Harapan kami para petani kopi akan menggunakan transaksi keuangan BNI melalui digital payment channel (Cash Management BNI). Kami pun akan terus mendorong UMKM binaan (petani kopi) untuk dapat memanfaatkan pasar global melalui pemanfaatan jaringan kantor cabang BNI di dalam dan luar negeri. Dengan demikian, para UMKM mempunyai nilai tambah serta ikut mendukung implementasi ekonomi hijau dan Go Global (ekspor)," katanya.
Berita Terkait
-
Jelang P20, Indonesia-Inggris Dukung Penerapan Ekonomi Hijau
-
Hadirkan Ekosistem Smart Province di Sulawesi Utara, BNI Bersinergi Bersama BSG
-
Dorong Kepedulian Lingkungan, BNI Bantu Tata Kawasan Bunaken
-
Sambut P20, Indonesia - Inggris Dukung Penerapan Ekonomi Hijau
-
BNI dan BSG Berkolaborasi Memperluas Ekosistem Smart Province di Sulawesi Utara
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan