Suara.com - Warga Australia diperintahkan mengungsi untuk menghindari dampak banjir yang kini meluas di beberapa negara bagian akibat hujan lebat yang melanda benua itu.
Berdasarkan laporan BBC, sedikitnya 500 rumah terendam banjir, satu orang tewas, dan seorang lainnya hilang saat bencana terjadi.
Negara bagian terpadat kedua di Australia, Victoria, menjadi daerah yang paling parah dilanda banjir minggu ini. Beberapa kelompok masyarakat telah diperintahkan untuk mengungsi, termasuk sejumlah warga di ibu kota Melbourne.
Perdana Menteri Victoria, Daniel Andrews, mengatakan jumlah rumah yang terendam "pasti akan bertambah" dan menyebut banjir ini sebagai salah satu peristiwa banjir terburuk di negara bagian itu dalam beberapa dekade terakhir.
"Bencana ini baru saja dimulai dan akan bertahan untuk sementara waktu," katanya kepada Australian Broadcasting Corporation.
Banjir telah menggenangi jalan, memaksa sekolah ditutup, dan memutus aliran listrik ke 3.000 rumah dan bisnis.
Berdasarkan perkiraan, hujan masih akan turun dalam beberapa minggu mendatang dan akan semakin menekan sungai yang sudah meninggi dan tanah yang sudah jenuh (partikelnya dipenuhi air).
Kota Seymour di sebelah utara Melbourne menerima curah hujan hingga 155 mm dalam 24 jam, atau tiga kali rata-rata curah hujan Oktober.
Di Tasmania, beberapa sungai mengalami banjir setelah curah hujan hingga 400 mm di beberapa daerah dalam sehari. Belum diketahui pasti berapa banyak rumah dan bisnis yang terkena dampak di negara bagian itu.
Sementara itu, di New South Wales, sekitar 600 orang diperintahkan untuk mengungsi dari kota Forbes, di mana sekitar 250 properti dan bisnis diperkirakan akan terkena dampak banjir.
Seorang pria tewas di bagian barat negara bagian itu pada awal pekan ini setelah mobilnya terendam banjir.
Tim penyelamat juga masih mencari seorang pria berusia 63 tahun yang diduga hanyut pada hari Selasa.
Para ahli mengatakan banjir terkini di Australia diperburuk oleh perubahan iklim dan fenomena La Nina. Di Australia, La Nina meningkatkan kemungkinan hujan, angin topan, dan suhu siang hari yang lebih dingin.
Berita Terkait
-
Hasil FP2 MotoGP Australia 2022: Johann Zarco Masih Tercepat, Marc Marquez Posisi Keenam
-
Top 5 Sport: Fabio Quartararo Merasa Perburuan Gelar MotoGP Mulai dari Awal Lagi
-
Hasil FP1 MotoGP Australia 2022: Johann Zarco Tercepat, Jack Miller Posisi Kedua
-
Hasil FP1 MotoGP Australia 2022: Johann Zarco Tercepat, Fabio Quartararo Tercecer
-
Aleix Espargaro Yakin RS-GP Aprilia Sangat Kompetitif di Phillip Island
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Truk Kontainer Mogok di Tanjung Duren, Sejumlah Rute Transjakarta Pagi Ini Terlambat
-
Polda Metro Jaya Tutup UKW 2025, 77 Wartawan Dinyatakan Kompeten
-
Begini Respons Mendagri Soal Aksi Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih
-
Kepala Daerah Papua Diminta Jaga Raja Ampat, Prabowo: Jangan Sampai Dirusak Wisatawan!
-
Presiden Prabowo Sudah Teken PP, Begini Formula Kenaikan Upah 2026 yang Akan Berlaku
-
Tolak Politik Upah Murah, Puluhan Ribu Buruh Siap Kepung Istana pada 19 Desember
-
KPK Periksa Gus Yaqut soal Aliran Dana PIHK Hingga Kerugian Negara
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak