Suara.com - Ratusan orang ibu dan anak-anak mereka di Somalia menderita kemiskinan di tengah kekeringan parah yang terus mengancam jiwa pada skala yang belum pernah terjadi dalam setengah abad terakhir, kata juru bicara UNICEF hari Selasa (18/10).
Di Rumah Sakit Banadir di ibu kota Mogadishu, para dokter kewalahan menangani arus pasien anak yang dirawat karena menderita kekurangan gizi.
Kepada Reuters yang dikutip VOA, kepala dokter anak rumah sakit itu, Aweis Olad Hassan, mengatakan bahwa situasi itu mirip kelaparan yang terjadi tahun 2011 dan lebih buruk ketimbang kekeringan yang terjadi pada 2017.
Dalam sebuah video yang diambil Reuters bulan lalu, ratusan orang ibu dan anak-anak mereka yang lemah, lelah dan terlantar tampak tinggal di tempat-tempat penampungan sementara di kamp orang-orang yang terlantar di dalam negeri (IDP), yang sudah kelebihan penduduk, di pinggiran ibu kota.
Amina Abdi Aden, seorang ibu yang baru-baru ini mengungsi, meninggalkan rumahnya yang dilanda kekeringan dan berjalan kaki selama tujuh hari bersama keenam anaknya beserta para ibu dan anak lain hingga akhirnya mereka diberi tumpangan mobil menuju kamp itu.
“Saya melarikan diri dari kekeringan. Saya pergi karena tidak ada air, tidak ada makanan. Kesulitan itu yang membawa kami ke sini,” ungkap Amina.
Ia mengaku dirinya dan keluarga lain meninggalkan suami mereka.
Kisah itu adalah hal yang umum terjadi, dan terkadang mengandung tragedi yang lebih besar.
Falhad Hussein, pengungsi yang kini membuka warung kaki lima di sekitar kamp tersebut, mengatakan bahwa dua dari tujuh anaknya meninggal dunia ketika mereka masih bayi karena kekurangan makanan dan air minum akibat kekeringan yang melanda.
Baca Juga: Hotel Di Mogadishu Somalia Diserang Dan Dikepung Teroris, Sedikitnya 21 Orang Tewas
Ia mengatakan kepada Reuters bahwa setelah melarikan diri dari peperangan dan mencapai kamp IDP Alafuto, ia masih membutuhkan bantuan.
Seperti Falhad, Nurto Mohamed – ibu tujuh anak – tiba di Mogadishu dengan berjalan kaki tanpa suaminya. Ketiga anaknya meninggal di perjalanan karena kehausan dan kelaparan, katanya.
“Sapi, kambing dan semua ternak kami musnah. Saya meninggalkan suami saya, tiga putra saya meninggal di perjalanan karena kelaparan dan kehausan selagi kami berjalan kaki. Empat anak saya yang lain dan saya akhirnya sampai di sini. Kami tidak punya apa-apa,” ujar Nurto.
Sementara sebagian ibu dan anak-anak mereka tinggal di dalam tenda-tenda penampungan, yang lainnya harus tidur di bawah pohon akasia di dalam kompleks kamp tersebut.
Direktur kamp itu, Faduma Abdul Kadir Warsame, mengatakan kepada Reuters bahwa orang-orang tiba ke kamp itu tanpa membawa apa pun. Pihak kamp pun melakukan segalanya untuk dapat membantu mereka.
PBB memperingatkan pada awal September bahwa dua distrik di Somalia diperkirakan akan menghadapi kelaparan antara bulan Oktober dan Desember, di mana lebih dari setengah juta anak di Somalia berisiko meninggal dunia akibat malanutrisi. (Sumber: VOA)
Berita Terkait
-
Ada 540 Ribu Anak Kekurangan Gizi, Pencegahan Stunting di Jawa Tengah Masih Menjadi Perhatian Pemerintah
-
Bayi 18 Bulan Meninggal karena Kelaparan, Ini Lho Dampak Mengerikan Anak Kekurangan Gizi!
-
Daftar Panjang Permasalahan ABK di Somalia, Empat Orang Berhasil Dipulangkan KBRI
-
Hotel Di Mogadishu Somalia Diserang Dan Dikepung Teroris, Sedikitnya 21 Orang Tewas
-
Mantan Pengungsi Somalia Menjadi Pelopor Tinju Putri Tampil di Arab Saudi
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Cemburu Berujung Maut: Teriakan Minta Tolong Bongkar Aksi Sadis Pembunuhan di Condet!
-
Prabowo Setuju RUU Kuhap Disahkan Jadi UU, Fokus Berantas Kejahatan Siber dan HAM
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
DPR Ketok Palu KUHAP Baru: Penjara Tak Lagi 'Suka-suka', Pemeriksaan Wajib Direkam Kamera
-
Garis Pertahanan Terakhir Gagal? Batas 1,5C Akan Terlampaui, Krisis Iklim Makin Gawat
-
Lulusan SMK Tahun Berapa Pun Bisa Ikut Program Kerja ke Luar Negeri, Bagaimana Cara Daftarnya?
-
Terkuak Dalam Rekonstruksi: Tiga TNI Terlibat Kasus Penculikan Kacab Bank, Siapa Saja?
-
Dari Tanah Merah Menjadi Kampung Tanah Harapan, Pramono Janjikan Pembangunan Total dan Banjir Bansos
-
Prabowo Mau Manfaatkan Uang Sitaan Koruptor, Ini Pos-pos yang Bakal Kecipratan
-
Diduga karena Masalah Asmara, Seorang Pria Tewas Ditusuk di Condet