Suara.com - Politikus senior Partai Nasional Demokrat (NasDem) Zulfan Lindan belakangan menjadi sorotan.
Pernyataannya soal Anies Baswedan sebagai antitesa Presiden Joko Widodo menyulut berbagai reaksi politik, bahkan memunculkan sindiran dari PDI Perjuangan.
Atas pernyataan tersebut Zulfan Lindan dinonaktifkan dari kepengurusan DPP Partai NasDem oleh Ketua Umum Surya Paloh.
Kendati demikian, dalam sebuah perbincanga di Kanal YouTube Total Politik, Zulfan Lindan menyebutkan bahwa surat non-aktif untuk dirinya salah kaprah.
Pasalnya dia sebelumnya memang sudah mengundurkan diri dari kepengurusan DPP Partai NasDem. Dia juga kembali menjelaskan soal maksud ungkapan bahwa Anies adalah antitesis dari Jokowi.
Perbedaan antara Anies dan Jokowi menurut Zulfan terlihat dari cara kerja keduanya yang kontras.
"Jadi sebenarnya kalau saya bilang antitesa itu kan jelas sekali, bahwa cara kerja Jokowi itu kerja yang berpikirnya tidak terlalu rumit langsung dia program kerja," ungkap Zulfan Lindan.
Berbeda dengan Jokowi, Anies bekerja dengan memikirkan konseptualisasi sehingga pekerjaannya berada di ranah konsep.
"Jadi kerjanya [Anies] itu lebih banyak konteks konseptualisasi ke kebijakan lalu program jalan, artinya pak jokowi lebih cepat Anies itu bukannya tidak kerja, ya kerja tapi lebih lambat," tambahnya.
Baca Juga: Kena Sindir usai Dukung Anies Nyapres 2024, PDIP: Yang Diusung NasDem Antitesa Jokowi
Lebih lanjut Zulfan Lindan menyebutkan perbedaan pola bekerja antara Anies dan Jokowi tidak ada masalah.
Dia selanjutnya malah mengharapkan dua cara kerja pemimpin ini bisa muncul di 2029 mendatang.
"Lalu kita harapkan 2029 nanti kita mendapatkan sesuatu yang luar biasa dalam kepimpinan, bagaiman keduanya digabung, antara tesis dan antitesis bertemu dalam sintesis."
Berita Terkait
-
Tak Mau Disindir Sembrono Pilih Capres 2024, Surya Paloh Pastikan Anies Baswedan Pilihan Tepat
-
Surya Paloh Klaim Tak Sembrono Pilih Anies Baswedan Capres 2024, Sekjen PDIP: Nasdem Usung Antitesa Jokowi!
-
Desakan Mendepak Partai Nasdem Dari Istana Menguat, Rocky Gerung Ungkap Hal Ini
-
Ajak Move On dari Pandemi, Seribu Wajah Tokoh Indonesia Bakal Dilukis dalam Waktu Satu Jam
-
Koalisi Nasdem, PKS Dan Partai Demokrat Nyaris Rampung: Tim Kecil Tiap Pekan Bahas Pemenangan
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Pemerintah Siapkan 20.000 Program Kerja Magang Akhir 2025, Bagaimana Cara Daftarnya?
-
Strategi Hilirisasi Pertanian Jadi Bahasan Mendagri untuk Atasi Middle Income Trap
-
KPK Dukung Prabowo Rombak Komite TPPU: Penting untuk Pemulihan Aset Negara
-
'Jual' Anak 6 Tahun yang Dicabuli Eks Kapolres Ngada, Mahasiswi Fani Dituntut 12 Tahun Penjara
-
Kronologi Mencekam Sekuriti-Pekerja Toba Pulp Lestari Serbu Warga Adat Sihaporas, Ibu-ibu Dipukuli
-
Ketika DN Aidit dan Petinggi PKI Khusyuk Berdoa...
-
Sinyal Belum Kompak? Prabowo Sudah Rilis Perpres, Puan Belum Tahu Apa-apa soal IKN Ibu Kota Politik
-
Tangis Bocah Penjual Cilok usai Ditipu Berubah Haru saat Warga Patungan Ganti Kerugian
-
Pekerja Toba Pulp Lestari Serbu Warga Adat: Anak Disabilitas Dipukul, Rumah dan Posko Dibakar!
-
Marak Keracunan Massal MBG, Puan Maharani Desak Evaluasi Total: Anak-anak Jangan Dirugikan!