Suara.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki tiga basis penilaian untuk menerima pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Kedua yang utama ialah diterima oleh para partai pengusung.
Sejauh ini, PKS sedang melakukan penjajakan koalisi dengan NasDem dan Demokrat. Dalam penjajakan itu, mereka sudah memiliki capres, yakni Anies Baswedan yang diusung NasDem.
Kendati sudah ada capres, ketiga partai masih mandek untuk menetapkan siapa figus cawapres yang akan mereka kantongi. NasDem sendiri menyerahkan cawapres kepada Anies dan tidak masalah bila mantan Gubenur DKI Jakarta itu memilih figur dari non partai atau di luar koalisi.
Tetapi PKS dan Demokrat sebaliknya. Mereka masing-masing menyodorkan satu nama kader. PKS dengan Ahmad Heryawam dan Demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.
Muhamad Kholid, Juru Bicara PKS mengatakan pihaknya tentu menunggu keputusan Majelis Syura untuk menetapkan capres dan cawapres pilihan. Kekinian ada tigas basis penilaian.
Pertama, kata Kholid ialah penerimaan terhadap capres dan cawapres. Dalam poin ini, harus benar-benar dilihat kecocokan paslon yang diusung.
"Cocok tidak jadi dwitunggal," kata Kholid kepada wartawan, Jumat (28/10/2022).
Penilaian kedua adalah penerimaan paslon oleh partai-partai pengusung. Artinya partai di koalisi harus menyepakati lebih dulu terhadap capres maupun cawapres sehingga tidak ada lahi perbedaan pandang.
"Diterima tidak oleh partai pengusung," ujar Kholid.
Baca Juga: Soroti Surya Paloh Bertemu AHY, Mardani Ali Sera: PKS Dukung Semua Legowo dan Open Mind
Terakhir ialah paslon capres dan cawapres harus mendapat penerimaan masyarakat. Dengan kata lain, tingkat elektabilitas paslon tinggi atau memiliki potensi kemenangan.
"Penerimaan masyarakat. Potensi menangnya tinggi atau tidak," kata Kholid.
Cawapres Khusus Internal Koalisi
PKS sepakat agar penjajakan koalisi dengan NasDem dan Demokrat tidak dideklarasikan secara tergesa-gesa.
Kholid memandang, masih ada pekerjaan yang harus lebih dulu diselesaikan sebelum koalisi benar-benar terbentuk.
"Kami sepakat dengan Demokrat. Kita tuntaskan dulu beberapa pekerjaan rumah di tim kecil yang belum clear," kata Kholid kepada wartawan, Kamis (27/10/2022).
Berita Terkait
-
Soroti Surya Paloh Bertemu AHY, Mardani Ali Sera: PKS Dukung Semua Legowo dan Open Mind
-
Relawan Ganjar Pranowo Doakan Presiden Jokowi Jadi Ketum PDIP di 2024
-
Targetkan 15 Persen Suara dan Tambah Kursi Parlemen, Presiden PKS Desak Dapil Kerja Keras buat Pemilu 2024
-
Penentuan Cawapres untuk Anies Masih Dimatangkan, PKS Sebut Tunggu Tanggal Mainnya
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!