Suara.com - Johan Budi mendadak dicopot PDIP dari jabatan Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) di DPR. Padahal belum ada setahun Johan Budi mengisi jabatan itu. Diketahui Johan Budi diangkat jadi Wakil Ketua BURT DPR pada 7 Februari 2022 menggantikan Evita Nursanty.
Kini jabatan Johan Budi digantikan oleh Dede Indra Permana. Sebelum dicopot, Johan Budi diberi sanksi tertulis dari DPP PDIP usai membentuk sebuah gerakan bernama Dewan Kolonel yang punya misi meningkatkan citra serta elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani jelang Pilpres 2024.
Ir. Johan Budi Sapto Pribowo atau lebih dikenal dengan nama Johan Budi lahir pada 29 Januari 1966 yang berarti kini berusia 56 tahun. Ia menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Kemantren II kemudian lulus pada 1977.
Lalu Johan melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 2 Mojokerto dan tamat pada 1981. Ia kemudian menempuh pendidikan sekolah menengah akhir di SMAN 1 Sooko Mojokerto dan lulus pada 1984. Johan Budi menempuh pendidikan S1 di Universitas Indonesia di Fakultas Teknik hingga mendapat gelar sarjana pada 1992.
Johan Budi awalnya berkarier sebagai wartawan dan juru bicara yang kemudian merambah ke dunia politik menjadi dewan rakyat. Sebelumnya Johan Budi memegang jabatan sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Johan memilih hengkang dari jabatan Staf Khusus Presiden karena terpilih sebagai DPR daerah pemilihan Jawa Timur dari 2019 hingga 2024. Sebelum menjadi Staf Khusus Presiden, ia pernah menjadi Pelaksana Tugas atau Plt pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2015. Ketika itu Johan menggantikan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang diberhentikan karena keduanya menyandang status sebagai tersangka.
Johan sudah lama bergelut di KPK, bahkan sejak lembaga itu dibentuk. Sebelum jadi pejabat sementara pimpinan KPK, Johan menduduki posisi sebagai juru bicara KPK, Deputi Pencegahan KPK, hingga Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.
Jejak Karier Johan Budi
Baca Juga: Puan Maharani: Persoalan Sudah Selesai, Dewan Kolonel Hanya Dinamika di Internal Partai
Johan Budi sempat menjadi bagian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi di Lembaga Minyak dan Gas Bumi pada 1992 sampai 1996. Pada 1994 hingga 2005, Johan menekuni kariernya sebagai wartawan. Ia sempat menjadi Kolumnis Harian Media Indonesia dari 1994 hingga 1999. Johan juga pernah menjadi reporter dan editor Majalah Forum Keadilan dari 1995 hingga 2000.
Sepanjang 2000 hingga 2005, Johan Budi berkecimpung di Tempo. Selain itu Johan juga jadi editor untuk kolom politik di Majalah Tempo dari 2000 hingga 2001. Kemudian pada 2002 hingga 2003, Johan menjadi Kepala Biro Tempo untuk Jakarta dan Luar Negeri.
Pada 2003 hingga 2004, Johan menjadi editor kolom nasional Majalah Tempo dan menjadi editor kolom investigasi di Majalah Tempo pada 2004 hingga 2005. Selanjutnya pada 2004 hingga 2005, Johan menjadi dosen di Fakultas Komunikasi Massa Universitas Indonusa Esa Unggul.
Hingga akhirnya pada 2006, Johan tak lagi berkarier sebagai wartawan. Ia didapuk sebagai Juru Bicara KPK sejak saat itu hingga 2014. Kemudian Johan menjadi Deputi Pencegahan KPK pada 2014 hingga 2015, sebelum akhirnya menjadi Plt. Pimpinan KPK pada 2016.
Setelahnya Johan meninggalkan KPK dan menjadi Staf Khusus Presiden, utamanya sebagai Juru Bicara Kepresidenan pada 2016 hingga 2019. Ia lalu masuk ke dunia politik dan ikut pesta Pemilihan Legislatif pada 2019. Dikarenakan jadi DPR, Johan mengundurkan diri jadi Staf Khusus Presiden.
Kata PDIP Soal Johan Budi Dicopot Dari Pimpinan BURT DPR
Berita Terkait
-
Puan Maharani: Persoalan Sudah Selesai, Dewan Kolonel Hanya Dinamika di Internal Partai
-
Jelaskan Soal Dewan Kolonel, Johan Budi: Saya Tak Pernah Bicara Capres-Cawapres, Nggak Nyerang Pak Ganjar
-
Heran Ikut Kena Sanksi PDIP, Johan Budi: Dewan Kolonel Tak Ada Maksud Menyerang Ganjar
-
Belum Terima Surat dari DPP PDIP, Johan Budi Bingung Belum Dipanggil Dikenai Sanksi Keras Terkait Dewan Kolonel
-
Dijatuhi Sanksi Keras, Johan Budi: Salah Saya Apa? Saya Remah-remah Partai Boleh Dong Dukung Puan
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku