Suara.com - Nomor telepon Nofryansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J disebut sempat kembali aktif pada Selasa (8/11/2022) pagi tadi. Setelah itu, nomor HP Brigadir J keluar dari grup WhatsApp keluarga.
Hal itu diungkap oleh Kamarudin, kuasa hukum keluarga Brigadir J saat dihubungi wartawan, Selasa (8/11).
"Aktif dan keluar (grup WhatsApp keluarga)," kata Kamaruddin.
Kamarudin merinci kejadian itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 08.30 WIB.
Meski aneh, ia mengatakan ada pihak keluarga yang langsung mencoba menghubungi nomor Brigadir, namun hanya ada jawaban dari operator.
"Sudah, saya sudah coba tapi jawabannya sedang sibuk. Jawabannya nomor itu sedang sibuk, jawaban mesin," kata dia.
Ia kemdian berharap agar pihak kepolisian menyelidi kejadian itu, sebab dikhawatirkan ada pihak yang memantau keluarga Brigadir J lewa grup keluarga, terlebih kekinian terdakwa pembunuh Brigadir J tengah disidang.
"Tiba-tiba dia aktif dan keluar dari grup keluarga, berarti selama ini dia mantau keluarga dong. Selama ini dia diam-diam mantau keluarga, baru pagi ini dia keluar dari grup," kata Kamaruddin.
Brigadir J Hubungi Kekasih
Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat ternyata sempat empat kali menelepon kekasihnya Vera Maretha Simanjuntak satu jam sebelum dia dibunuh di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
Hal ini diungkap oleh Vera saat bersaksi untuk terdakwa Bharada E alias Richard Eliezer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Vera menyebut di hari kematian Yosua pada 8 Juli 2022 sekitar pukul 16.10 WIB ada empat panggilan tak terjawab dari nomor kekasihnya tersebut.
"Jam 16.10 WIB itu telepon empat panggilan tak teemrjawab dari beliau (Yosua)," kata Vera di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022).
Vera mengatakan tidak sempat mengangkat telepon dari Yosua ketika itu karena tengah dalam perjalanan. Setelah sampai di rumah, Vera mencoba menghubungi Yosua namun nomornya sudah tidak aktif.
Berita Terkait
-
Kamaruddin Simanjuntak Skakmat Ferdy Sambo dengan Judi Online
-
Merasa Istimewakan Jaksa, Kubu Sambo-Putri Ngeluh ke Hakim: Giliran Kami Volume Suara Saksi Dikecilkan
-
Sopir Ambulans Ngaku Sudah Curiga Saat Tiba di Rumah Ferdy Sambo, sampai Lakukan Hal di Luar Kebiasaan Ini
-
ART Susi Peluk Putri dan Cium Tangan Sambo di Ruang Sidang, Warganet: Tegaskan Dia Berpihak kepada Siapa
-
Putri Pamer Kemesraan dengan Sambo di Sidang, PRT Susi Ikut-ikutan Peluk dan Cium Tangan Majikan
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka