Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kaget ketika mengetahui bentuk tempe yang dijual di Pasar Los 3000 Batam, Kepulauan Riau.
Dalam kunjungannya meninjau pasokan dan harga komoditas pasar, Selasa (22/11/2022), Moeldoko bertanya-tanya ke pedagang soal ukuran tempe yang ia lihat.
"Kok di sini tempenya tipis begini?" tanya Moeldoko kepada seorang pedagang tempe.
"Kedelainya mahal, Pak," jawab pedagang tempe itu.
Moeldoko mengakui sampai saat ini ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai masih besar, sehingga saat situasi dunia bergejolak seperti sekarang ini membuat harga kedelai meroket dan Indonesia terkena imbasnya.
"Kondisi ini membuat produsen mengakali kualitas tempe agar harga jual tidak memberatkan pembeli," tambahnya.
Kunjungan Moeldoko di Pasar Los 3000 Batam untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas pangan di pasaran. Dia menegaskan persoalan tingginya harga kedelai menjadi perhatian serius Pemerintah.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet telah memerintahkan untuk memperluas area tanam kedelai dengan memanfaatkan lahan-lahan yang saat ini tidak produktif.
Sebagai tanaman sub-tropis, lanjutnya, kedelai tidak sulit ditanam di seluruh wilayah Indonesia, terlebih saat ini banyak varietas baru yang lebih mudah untuk dibudidayakan.
Baca Juga: Keseruan Electric Vehicle Funday di Jakarta
"Yang perlu dibangun adalah semangatnya. Semangat untuk menanam kembali kedelai. Nah, sekarang ini momentumnya sangat baik karena harga kedelai sedang tinggi, selain itu juga bisa menjadi penyeimbang dari kebutuhan impor," kata Moeldoko.
Kunjungan kerja Moeldoko ke Kepulauan Riau bertujuan untuk mencari lahan-lahan produktif yang bisa dialihfungsikan menjadi sektor pertanian. Hal itu sebagai bentuk tindak lanjut atas arahan Presiden Joko Widodo terkait penguatan ketahanan pangan.
Sebelumnya, Senin (21/11), Moeldoko membuka lahan baru untuk pertanian di Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Lahan baru seluas 86 hektare tersebut awalnya berupa rawa atau lahan genangan air yang dialihfungsikan menjadi lahan sawah.
Pembukaan lahan baru ditandai dengan penanaman padi varietas lokal Lampung yakni Christal 04 yang memiliki masa tanam hingga panen selama 110 hari, dengan potensi panen sebanyak 3 hingga 5 ton per hektare.
"Pembukaan lahan-lahan baru ini agar pertanian kita tidak hanya mengandalkan pulau Jawa," kata Moeldoko. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Keseruan Electric Vehicle Funday di Jakarta
-
Pembuat Tahu dan Tempe Stop Produksi Akibat Harga Kedelai Melambung Tinggi
-
4 Alasan Tempe Jadi Makanan yang Sehat dan Bergizi
-
Profil Singkat Moeldoko, si Anak Petani yang Kini Jadi Kepala Staf Kepresidenan
-
Cerita Moeldoko Saat Terlibat Operasi Militer di Tengah Hutan: Makan Ransum Setahun, Lama-lama Eneg Juga
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Skandal Tol Rp500 Miliar, Kejagung Mulai Usut Perpanjangan Konsesi Ilegal CMNP
-
Tim Independen LNHAM Terbentuk, Bakal Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus 2025
-
Yusril Bongkar 'Sistem Gila' Pemilu, Modal Jadi Caleg Ternyata Jauh Lebih Gede dari Gajinya
-
Pengamat: Keberanian Dasco Minta Maaf dan Bertemu Mahasiswa jadi Terobosan Baru DPR
-
BPOM Respons Temuan Indomie di Taiwan Mengandung Etilen Oksida, Produk Masih Aman di Indonesia?
-
Kejagung Ungkap Nilai Aset Sitaan Sawit Ilegal Kini Tembus Rp 150 Triliun
-
18 WNI dari Nepal Tiba di Tanah Air Hari Ini, Dipulangkan di Tengah Krisis Politik
-
Di Balik Mundurnya Rahayu Saraswati, Mahfud MD Sebut Ada 'Badai Politik' Menerjang DPR
-
Dugaan Korupsi Tol CMNP Mulai Diusut, Siapa Saja yang Diperiksa Kejagung?
-
Kembali Datangi DPR, ICW Kirim Surat Keberatan 'Tagih' Informasi Soal Pendapatan Anggota Dewan