Suara.com - Pemerintah Indonesia saat ini sudah mulai merekomendasikan vaksinasi booster kedua kepada lansia, berusia lebih dari 60 tahun. Lantas, apa jenis vaksin booster kedua yang cocok berdasarkan booster pertama?
Himbauan vaksinasi kepada lansia tercantum dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/5565/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster ke-2 bagi Kelompok Lanjut Usia. Berikut ini jenis booster kedua berdasarkan booster pertama untuk diberikan kepada lansia.
Jenis Vaksin Booster Kedua
1. Booster pertama Sinovac Booster keduanya sebagai berikut: AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Sinopharm, Sinovac, Indovac
2. Booster pertama AstraZeneca Booster keduanya sebagai berikut: Moderna, Pfizer, AstraZeneca
3. Booster pertama Pfizer Booster keduanya sebagai berikut: Pfizer, Moderna, AstraZeneca
4. Booster pertama Moderna Booster keduanya sebagai berikut: Moderna, Pfizer
5. Booster pertama Johnson & Johnson (J&J) Booster keduanya sebagai berikut: Johnson&Johnson (J&J), Pfizer, Moderna
6. Booster pertama Sinopharm Booster keduanya sebagai berikut: Sinopharm, Zivifax
Baca Juga: Jokowi Suntik Vaksin Keempat yang Berlaku Bagi Warga Berusia 60 Tahun ke Atas
7. Booster pertama Covovax Booster keduanya sebagai berikut: Covovax
Booster kedua
Booster kedua direkomendasikan kepada orang-orang dengan peningkatan risiko penyakit parah, untuk diberikan minimal 3 bulan setelah dosis booster pertama mereka. Booster tambahan ini akan menjadi dosis yang diutamakan bagi orang-orang yang mengalami immunocompromised parah. Anda harus mendapatkan booster kedua jika Anda:
- Berusia 50 tahun atau lebih
 - Berusia 16 tahun atau lebih dan penghuni fasilitas perawatan lansia atau difabel
 - Berusia 16 tahun atau lebih dan sangat immunocompromised
 - Berusia 16 tahun atau lebih dengan kondisi medis yang meningkatkan risiko penyakit COVID-19 yang parah
 - Berusia 16 tahun atau lebih dengan disabilitas.
 - Orang berusia 30 hingga 49 tahun dapat menerima booster kedua jika mereka mau.
 
Vaksin membantu melindungi kita dari virus dan bakteri berbahaya. Setelah Anda mendapatkan suntikan untuk penyakit tertentu, Anda mungkin berpikir Anda selalu aman darinya. Tapi itu belum tentu demikian.
Untuk beberapa penyakit, Anda memerlukan lebih dari satu suntikan untuk membangun kekebalan yang kuat. Bagi yang lain, perlindungan Anda hilang seiring waktu. Dan beberapa virus berubah, atau bermutasi, seiring waktu, membuat vaksin Anda kurang efektif.
Untuk sebagian besar vaksinasi, Anda memerlukan satu lagi setelah seri awal untuk mendapatkan lebih banyak perlindungan. Dosis tambahan vaksin ini dikenal sebagai suntikan booster.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Soal Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, Puan Singgung Rekam Jejak: Harus Dikaji Dengan Baik
 - 
            
              Dapat 'Restu' BNN usai Ditangkap Kasus Narkoba, Onad Bakal Direhab di Sini
 - 
            
              PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
 - 
            
              11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
 - 
            
              Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi
 - 
            
              Usulan Gelar Pahlawan Bagi Soeharto Dianggap Mengerikan, Mengapa?
 - 
            
              Prabowo Setuju Rp5 Triliun untuk KAI Tambah Gerbong KRL Baru: untuk Rakyat Banyak Saya Tidak Ragu!
 - 
            
              Hadapi Musim Hujan, Pramono Pastikan Banjir Jakarta Bisa Surut Kurang dari 24 Jam
 - 
            
              Detik-detik Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Sleman: Tiga Orang Tewas
 - 
            
              Soal Polemik Whoosh, Puan: Jangan Terjadi Kerugian Negara Berlarut-larut