Suara.com - Pidato Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat acara Nusantara Bersatu yang diinisiasi para relawannya di GBK pada Sabtu kemarin memantik respons 'sinis' dari kubu Partai Demokrat. Para elite PD menilai ucapan Jokowi tak etis.
Salah satunya adalah politikus Partai Demokrat, Irwan Fecho. Ia menilai, pidato Jokowi menyiratkan dukungan pada salah satu capres atau endorsement.
"Tidak etis bagi Presiden Jokowi untuk melakukan endorsement terhadap calon penggantinya, walaupun dilakukan secara simbolik atau tersirat," ujar Irwan Fecho dalam keterangan di Jakarta, sebagaimana disitat dari Warta Ekonomi (media partner Suara.com).
Dalam pidatonya, Jokowi mengajak sukarelawannya memilih calon pemimpin yang memikirkan rakyat. Di antara cirinya-cirinya bisa dilihat dari kerutan pada wajah dan berambut putih.
Irwan lantas membandingkan sikap Jokowi dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjelang akhir masa jabatan pada 2014, tidak pernah melakukan endorsement kepada kandidat capres lain.
"Sikap Presiden SBY adalah negarawan, mampu memosisikan diri di waktu yang tepat dengan tetap menjaga etika politik," ujar Ketua DPD Demokrat Kaltim itu.
Wakil sekretaris Fraksi Demokrat DPR itu mengatakan, masyarakat seharusnya diberikan kebebasan memilih pemimpin tanpa dipengaruhi oleh kepentingan segelintir elite.
Dia pun menilai sekelas Presiden RI seharusnya menjaga bagaimana demokrasi berjalan secara sehat, bukan sekadar prosedural, tetapi juga substansial.
Menurut Irwan, pemberian dukungan melalui kode-kode tertentu yang dilakukan oleh seorang Presiden RI kepada kandidat Capres 2024 bukanlah cerminan dari demokrasi yang sehat.
"Ibarat pribahasa; menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Tingkah Presiden Jokowi menjatuhkan wibawa dan martabat seorang kepala negara," ujar Irwan Fecho.
Tak hanya Irwan Fecho, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani juga ikut bereaksi atas pidato Jokowi.
Dia mempertanyakan sikap Presiden Jokowi yang justru terkesan ikut campur dalam urusan pencalonan presiden 2024.
"Jika ini dilakukan secara sadar sebagai bentuk endorsment terhadap calon presiden yang dipersiapkan dan dikehendakinya pada Pilpres 2024 mendatang, ini tidak etis dan berpotensi besar mencederai demokrasi," kata Kamhar kepada wartawan, Senin (28/11/2022).
Menurut Kamhar sikap presiden memberikan sinyal dukungan tidak sapat dibenarkan. Ia menilai Jokowi tetap berperilaku tidak etis, sekalipun pernyataan atau sinyal yang diberikan ditujukan untuk internal.
"Meskipun misalnya kode-kode Pak Jokowi ini hanya untuk kepentingan internal partainya yang tengah diperhadapkan pada dua pilihan kader terbaiknya untuk mempengaruhi pengambil keputusan terhadap siapa yang nantinya akan diajukan sebagai capres, tetap saja ini terlalu berlebihan effort dan sumber daya yang digunakannya," tutur Kamhar.
Berita Terkait
-
Acara Relawan Nusantara Bersatu Di GBK Disebut Ajang Jokowi Unjuk Kekuatan: 'Soalnya Dia Sedang Lemah Di Mata Parpol'
-
Jleb! Jokowi Dibilang Aneh dan Kurang Cerdas Gegara Nyentil Capres Berwajah Cling
-
Penghina Iriana Jokowi Akhirnya Diusir dan Diarak Warga Setempat, Benarkah?
-
Pro Jokowi Siap Tempur dengan Para Musuh Pemerintah, Demokrat: Maksudnya Ngajak Perang Gitu?
-
Sikap Presiden Berpotensi Ciderai Demokrasi, Demokrat Ke Jokowi: Setop Kode-kode Sosok Capres!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu