Dalam acara itu, relawan Gerakan Nusantara mendeklarasikan enam sikap mereka. Beberapa di antaranya seperti para relawan bersama Presiden untuk melanjutkan pembangunan SDM, pemerataan pembangunan, hingga memperkuat posisi Indonesia usai G20 Bali.
Jokowi-PDIP Beda Keinginan Soal Capres?
Sementara itu dalam acara diskusi 'Catatan Demokrasi' sebagaimana disitat dari kanal YouTube tvOneNews, pengamat politik sekaligus pegiat sosial Muhammad Said Didu melihat, Jokowi sudah berkali-kali melakukan hal yang sama dengan relawan.
Dia melihat penyebabnya adalah ada perbedaan jalur politik dan keinginan Jokowi dengan partainya (PDIP).
"Kelihatannya bahwa Pak Jokowi masih ada agenda memperpanjang masa jabatan, untuk eh, apa namanya, tiga periode," ujar Said Didu.
Mantan Staf Khusus Menteri ESDM di era periode pertama Presiden Jokowi itu menjelaskan alasannya kenapa ia menyebut soal keinginan Jokowi tiga periode.
"Kenapa saya ingin mengatakan demikian, karena setiap acara di relawan, selalu muncul dua hal itu, oke," ujar Said Didu.
"Sementara, hal tersebut PDIP yang ingin memegang konstitusi tidak, sepertinya tidak ada jalan," sambungnya.
Terkait sosok capres, Said Didu juga melihat ada sepertinya calon presiden yang diinginkan menggantikan Presiden Jokowi berbeda dengan yang diinginkan PDIP.
Said melihat ada beberapa peristiwa di mana menggambarkan hal tersebut. Ia kemudian menyontohkan bagaimana dalam suatu pertemuan dengan relawan di Jawa Timur yang menyatakan siapa tahu calon presiden ada di ruangan ini.
"Pada saat hari Gerindra menyatakan, setelah itu giliran Prabowo, ....jatah Prabowo, (Jokowi) tidak pernah menyebutkan yang diinginkan partainya kan. Saya sebagai orang luar oh ini berbeda dengan yang diinginkan partainya," tuturnya.
"Sehingga Pak Presiden tempat menyampaikannya adalah relawan, nah relawan juga menyambut. Nah ini adalah arena yang menunjukan, eh partaiku, aku juga punya agenda loh, kira-kira begitu," imbuh Said Didu.
Berita Terkait
-
Erina Gudono dan Kaesang Pangarep Ziarah Kubur Jelang Pernikahan, Ini Profil Biodata Erina
-
Terkuak! Biang Kerok di Balik Pidato Jokowi Soal Capres Rambut Putih
-
Soal 'Siap Tempur', Benny Rhamdani: Kami Mayoritas, Bayangkan Kalau Kami Bereaksi
-
Rizal Ramli Bongkar Rahasia Kemenangan Jokowi Jadi Presiden, Sebut Strateginya Begini
-
Sebut Buzzer Perusak Demokrasi, Rocky Gerung: Publik Akan Ingat Buzzer Dipelihara di Era Jokowi
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Gus Tajul kepada Gus Yahya: Kalau Syuriah PBNU Salah, Tuntut Kami di Majelis Tahkim
-
DPRD DKI Coret Pasal Larangan Jual Rokok 200 Meter dari Sekolah, Kemendagri Jadi Penentu
-
Mendagri Terima Penghargaan dari Detikcom: Berhasil Dorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Daerah
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis
-
Katib PBNU Tajul Mafakhir ke Gus Yahya: Tak Terima Dicopot? Bawa ke Majelis Tahkim
-
BPJS Kesehatan Ungkap Data Mengejutkan: 454 Puskesmas Belum Memiliki Dokter Umum