Suara.com - Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak cawe-cawe untuk Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Menurutnya, hal tersebut menjadi ranah partai politik yang sejatinya berada di luar tugas Jokowi.
Pernyataan Mardani itu menyusul pernyataan Jokowi di hadapan relawan di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta yang menyebut soal pemimpin ideal memiliki kerutan wajah dan berambut putih.
"Pertama kalau buat saya menyarankan pak Jokowi jangan cawe-cawe untuk capres 2024 serahkan itu kepada mekanisme kenegaraan melalui partai politik karena yang berhak mengajukan adalah partai politik atau gabungan partai politik," kata Mardani kepada wartawan dikutip Rabu (30/11/2022).
Menurut Mardani, jika Jokowi mau terlibat dalam kontestasi nasional dengan endorse salah satu figur, maka harus memanfaatkan PDIP sebagai partainya.
"Pak Jokowi punya PDIP kalau mau ngurus ke sana begitu biarkan parpol yang bekerja karena itu domain parpol," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia meminta Jokowi untuk fokus saja pada sisa masa jabatannya. Hal itu harus dilakukan agar nama baik Jokowi sendiri bagus.
"Pak Jokowi fokus dua tahun ini husnul khotimah saja 10 tagub ngurusin Indonesia itu berat beliau kalau sukses tuntas dua tahun lagi wah namanya bagus sekali tapi kalau dua tahun ini tergoda tiga periode masuk ke jurang jebakan relawan husnul khotimahnya bisa tercoreng," tuturnya.
Adapun Mardani menyebut, biarkan calon pemimpin untuk Pilpres 2024 muncul secara natural. Jokowi diminta tak perlu ikut campur.
"Saya melihatnya bagaimana pun mereka yang di lingkaran kekuasaan ingin menjaga status quo tetep ada dalam posisi privilage padahal memang sunahtullahnya itu terjadi biarkan pemimpin yang baru munchl sesuai dengan naturalnnya jangan dicawe-cawe pak Jokowi sekarang ini. Mau hitam putih itu haknya rakyat," pungkasnya.
Jawaban Jokowi
Presiden Joko Widodo dengan terbuka mempersilakan semua pihak untuk mengartikan pernyataannya tentang sosok pemimpin berambut putih, yang ia sampaikan dalam acara Nusantara Bersatu pada akhir pekan lalu.
Terkait pernyataannya itu, Jokowi menyebut orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh akan terlihat dari kondisi fisiknya, termasuk adanya rambut berwarna putih.
"Ya ditafsirkan apa pun, silakan. Tetapi, memang dalam orang bekerja, kalau sungguh-sungguh dan kerja keras, pasti akan mempengaruhi fisiknya," kata Jokowi pada Selasa (29/11), seperti dilansir dari Warta Ekonomi.
Sebelumnya, ketika menghadiri kegiatan Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/11), Jokowi sempat membahas sosok ideal yang dapat dipercaya untuk memimpin Indonesia. Ia menilai bahwa calon pemimpin berambut putih adalah sosok yang benar-benar memikirkan rakyat.
"Termasuk juga rambut, karena mikirnya sangat keras untuk rakyat, maka bisa saja rambutnya jadi putih. Dan banyak yang rambutnya putih, seperti Hatta Rajasa, Ganjar Pranowo, termasuk Pak Prabowo Subianto, rambutnya juga agak putih, dan lainnya," terang Jokowi dalam klarifikasinya hari ini.
Tag
Berita Terkait
-
Ingatkan Anak Buah Soal Ancaman Resesi, Jokowi: Jangan Keliru, Jangan Salah, Resikonya Gede
-
'Saya Ini Plonga-plongo Karbitan' Respons Gibran Rakabuming Saat Disanjung Gercep Tanggapi Aduan Netizen
-
Soal 'Siap Tempur', Benny Rhamdani: Kami Mayoritas, Bayangkan Kalau Kami Bereaksi
-
Rizal Ramli Bongkar Rahasia Kemenangan Jokowi Jadi Presiden, Sebut Strateginya Begini
-
Sebut Buzzer Perusak Demokrasi, Rocky Gerung: Publik Akan Ingat Buzzer Dipelihara di Era Jokowi
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?