Suara.com - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom angkat suara soal kabar kelompoknya telah membunuh tiga tukang ojek di Pegunungan Bintang, Papua. Sebby menegaskan kalau tidak mungkin ada tukang ojek yang bekerja masuk ke hutan maupun wilayah terpencil.
Sebby tergelitik dengan narasi yang tersebar kalau TPNPB-OPM telah membunuh warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek.
"Masuk akal kah tidak jikalau orang Indonesia dari Sumatera, Sulawesi, Jawa, Maluku datang (jadi) tukang ojek sampai di hutan-hutan, di jalan kecil itu masuk akalkah tidak?," kata Sebby melalui rekaman suara kepada Suara.com, Selasa (13/12/2022).
"Lucu itu sangat lucu itu sudah tahu itu daerah konflik bersenjata masa warga sipil masuk (menjadi) tukang ojek," sambungnya.
Sebby juga menertawakan pemikiran adanya orang asli Papua yang memilih profesi tukang ojek saat merantau. Ia lantas mengejek orang Indonesia.
"Apakah orang-orang asli Papua ada yang jadi tukang ojek di Sumatera, Maluku, Jawa? Lucu orang Indonesia kalian ini, kasihan betul kalian sangat primitif," tuturnya.
Sebby lantas menerangkan kalau yang TPNPB-OPM bunuh ialah bagian dari anggota intelijen Indonesia yang mengincar anggota mereka. Menurutnya, TPNPB-OPM sudah berulang kali mengeluarkan peringatan keras kepada para pendatang untuk tidak ke luar dari wilayah konflik bersenjata.
Apabila melanggar maka TPNPB-OPM memastikan kalau mereka bagian dari intelijen.
"(Kalau) melanggar hal ini maka anda jelas bagian dari pasukan keamanan Indonesia dalam pengertian luas semua kesatuan militer Indonesia," ucapnya.
Baca Juga: TPNPB Mengaku Bertanggung Jawab Atas Tewasnya Pratu Eka Johan Kaise
Sebelumnya, pihak kepolisian menyebut kalau TPNPB-OPM membunuh dua tukang ojek di pangkalan Kali Digoel, Distrik Oksem, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan pada Senin (5/12/2022).
Sekitar 20 meter dari pangkalan kali Digoel, tukang ojek yang dimaksud bertemu dengan kelompok bersenjata yang membawa dua pucuk senjata laras panjang. La Aman dan La Usu menjadi korban atas peristiwa tersebut.
Berita Terkait
-
Tukang Ojek Korban Pembantaian OPM Minta Tolong Kopasus: Kepala Tertimpa Batu dan Tangan Kanan Putus
-
Patroli Aparat Keamanan Diserang TPNPB, Satu Prajurit TNI Alami Luka Tembak
-
Pasukan TPNPB-OPM Tembak Prajurit TNI Saat Patroli, Begini Kondisinya
-
OPM Dikabarkan Serang Patroli Keamanan, Satu Prajurit TNI Tertembak
-
Tewas Dengan Luka Tusukan Di Dada Dan Perut, TNI AD Dalami Motif Pembunuhan Pratu Eka Yang Diklaim Dibunuh TPNPB-OPM
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana