Suara.com - Ahli psikologi forensik Reni Kusumowardhani sempat meminta maaf ke terdakwa Kuat Maruf ketika memaparkan hasil pemeriksaan psikologi milik sopir pribadi Ferdy Sambo itu.
Hal itu karena Reni meminta izin mengenai hasil pemeriksan psikologi yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan Kuat Maruf tergolong rendah.
"Kuat Maruf kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibanding populasi orang seusianya," ungkap Reni di persidangan dikutip Suara.com dari tayangan KOMPAS TV, Rabu (21/12/2022).
Reni menyampaikan bahwa hal tersebut berarti Kuat Maruf ini disebut lebih lambat dalam memahami informasi.
Setelah itu, Reni pun meminta maaf kepada Kuat Maruf karena harus memaparkan hasil pemeriksaan psikologi.
"Saya harus menyampaikan ya pak. Mohon maaf ini bisa dibuka ya, izin Pak Kuat," tutur Reni.
Reni melanjutkan, bahwa Kuat Maruf dinilai cukup lambat menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan.
Kendati demikian, melalui nilai-nilai moral yang diyakini serta kebiasannya, Kuat Maruf disebut memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitarnya.
Reni juga menyebutkan bahwa Kuat Maruf belum tentu langsung paham ketika mendapatkan informasi dari orang yang dia percaya.
Baca Juga: Gelak Tawa Pecah di Ruang Sidang usai Kuat Maruf Curhat Sakit Hati Dicap Pembohong
"Tetapi mengandalkan kebiasaan, pola-pola kebiasan yang dia pahami dan kemudian mengandalkan value atau nilai-nilai moral yang dimiliki," tutur Reni.
Sebab mengandalkan kebiasan dan moral yang dimiliki, Kuat Maruf disebut mempunyai pemahaman moral yang baik.
Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Kuat Maruf memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi, namun tak mudah disugesti.
"Dan dari hasil kepura-puraan tidak didapatkan kepura-puraan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Gelak Tawa Pecah di Ruang Sidang usai Kuat Maruf Curhat Sakit Hati Dicap Pembohong
-
Ungkap Penyebab Bharada E Terseret Skenario Licik Sambo, Ahli Psikologi: Dia Tak Berani Tolak Perintah Meski Itu Merusak
-
Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ketahuan Naik Lift Berdua, Ekspresi Ferdy Sambo Ramai Disorot
-
'Apes' Richard Eliezer Berujung Disuruh Tembak Yosua: Tingkat Kepatuhan Tinggi, Pangkat Terendah
-
Sejak Jadi Karungga di Rumah Sambo, Perilaku Brigadir J Mulai Berubah: Jarang Telepon Keluarga di Jambi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Bukan HP Pribadi, Terungkap Alat Komunikasi Nikita Mirzani Saat Live dari Rutan Pondok Bambu
-
Kuasa Hukum Sebut Kasus Roy Suryo Cs Bukan Proses Hukum Murni: Ada Tangan-tangan Kekuasaan
-
Jadi Tersangka Ijazah Palsu Jokowi, Rismon Ancam Tuntut Polisi Rp126 Triliun, Apa Pemicunya?
-
Geger Ijazah Jokowi, Rismon Tantang Nyali Publik: Layak Disebut Bangsa Pengecut Jika Takut
-
Rismon Pamer Buku 'Wapres Tak Lulus SMA': Minta Versi Digitalnya Disebarluaskan Gratis!
-
Menteri PPPA Soroti Kasus Gus Elham: Sentuhannya ke Anak Perempuan Bukan Bentuk Kasih Sayang
-
Usai BPKAD, Giliran Dinas Pendidikan Riau Digeledah KPK, Dokumen Apa yang Dicari?
-
Singgung Angka Sakti Presiden, Roy Suryo Minta Prabowo Selamatkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
-
Warga Sudah Resah dan Gelisah, PKS Minta Pramono Tak Gegabah Normalisasi Kali Krukut
-
Insentif Dapur Makan Bergizi Gratis Rp6 Juta per Hari Bukan Anggaran Baru, Ini Penjelasan BGN