Suara.com - Deklarasi 'Koalisi Perubahan' antara Partai NasDem, PKS, dan Demokrat tak kunjung selesai. Hal ini yang kemudian membuat berbagai spekulasi mencuat pada tiga pengusung Anies Baswedan tersebut.
Belakangan bahkan muncul isu bahwa PKS mulai digoyang karena ada tawaran masuk kabinet.
Isu itu kemudian mengarah pada Presiden Joko Widodo yang dituding ingin menggagalkan koalisi tersebut.
Menanggapi isu upaya penggagalan koalisi pendukung Anies Baswedan, politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul malah meminta Anies untuk lebih berhati-hati pada kelompok Prabowo Subianto ketimbang mengkhawatirkan campur tangan Jokowi.
"Seperti yang tadi dikatakan Pak Joko Widodo tadi di Hanura, jadi jangan menyalahkan istana, tapi memang bagian istana ada yang guilty feeling melihat Anies, siapa? ya Pak Prabowo Gerindra," ujar Ruhut Sitompul dalam perbincangannya di Adu Perspektif.
"Jadi jangan bilang pemerintah, tapi mungkin Gerindra pingin memenangkan hati daripada PKS loh, supaya Anies ini enggak jadi," imbuhnya.
Menurut Ruhut, jika PKS atau Demokrat mundur dari calon koalisi, maka Anies tak bisa maju karena tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden 20 persen.
"Ini kan kuncinya di Demokrat dan PKS, satu dari mereka yang ketarik enggak jadi, jangan salahkan Pak Jokowi, pemerintah, Istana, tapi memang ada di sini [istana] Pak Prabowo, lihat timnya bagaimana mereka melihat Anies Baswedan," kata Ruhut.
Ruhut menyebutkan bahwa masih ada sakit hati dari Gerindra ke Anies. Pasalnya dulu Gerindra menjadi partai utama yang mengusung Anies di Pilgub DKI Jakarta, namun kini malah bakal menjadi lawan di Pilpres 2024.
Baca Juga: Ditanya Siapa Cocok Jadi Pendamping Anies, Politikus PDIP Sarankan AHY: Dia Anak Muda
"Anies harus waspada, ini kuncinya di Anies kok, ada yang merasa dikecewakan oleh anies, Gerindra Pak Prabowo itu yang harus diwasapadai," ungkap Ruhut.
"Mereka [Gerindra] mau merebut PKS kok, PKS kan kawan mereka juga dulu," tuturnya.
Berita Terkait
-
Anies Baswedan Ngotot Tawarkan Rekam Jejak di Pilpres 2024, DPRD DKI F-PSI Gercep Bongkar 'Dosa'
-
Elektabilitas NasDem Nyungsep di Survei Charta Politika, Deklarasi hingga Safari Politik Anies Tak Beri Efek?
-
Ditanya Siapa Cocok Jadi Pendamping Anies, Politikus PDIP Sarankan AHY: Dia Anak Muda
-
Curhatan Jokowi Ogah Disalahkan Soal Koalisi Gagal, Ternyata Sinyal Anies Baswedan 'Didepak' dari Pilpres?
-
Menebak Nasib Johnny G Plate, Siti Nurbaya dan Syahrul Yasin Limpo usai Nasdem Usung Anies Baswedan
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India
-
Gelar Pangeran Andrew Dicabut Gegara Pelecehan Seksual, Keluarga Giuffre Beri Respon Sinis
-
Pengamat: Jaksa Hanya Melaksanakan Penetapan Hakim di Kasus Nenny Karawang