Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, mengatakan, bahwa Indonesia perlu seorang pemimpin filsuf seperti era Yunani kuno. Menurutnya, jika pemimpin hanya sekedar populer saja dianggap banyak racunnya.
"Teknologi sekarang sudah mengancam demokrasi, karena begitu mudahnya membuat orang populer. Sehingga orang populer itu identik dengan pemimpin, padahal banyak racunnya juga. Mereka hanya populer, tetapi enggak bisa memimpin," kata Fahri dalam keterangannya dikutip Senin (9/1/2023).
Menurutnya, demokrasi Indonesia saat ini menghadapi dilema, karena orang-orang tidak bermutu lebih populer daripada orang bermutu.
Ia menilai, mereka tidak mempunyai pikiran-pikiran besar seperti Soekarno atau Bung Karno, tetapi kerjaanya hanya memanipulasi popularitas dengan memanfaatkan kemajuan teknologi agar bisa menang Pemilu.
"Ini ancaman serius, ini tantangan kita. Kita dipaksa menerima fakta bahwa orang-orang tidak bermutu lebih populer, daripada orang bermutu," tuturnya.
Untuk itu, kata dia, jika ingin menang di Pemilu diperlukan strategi khusus agar orang-orang tidak populer yang mempunyai pikiran dan gagasan besar bisa menjadi pemimpin.
"Untuk mengendalikan orang-orang tidak bermutu, kita perlu seorang filsuf seperti dalam demokrasi di Athena, Yunani. Penduduknya cuma puluhan ribu, tetapi para filsufnya mengatakan, bahwa yang memimpin negara itu harus filsuf," ujarnya.
Fahri mengatakan, para filsuf nantinya yang akan mengendalikan pikiran-pikiran besar dalam membangun peradaban Indonesia. Di mana, nantinya tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga infrastruktur pemikiran.
Sehingga pemikirannya tidak hanya dinikmati bangsa sendiri, tetapi juga masyarakat global. Ia pun mendorong Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta untuk maju sebagai presiden di Pilpres 2024.
Baca Juga: Hasil Survei Voxpopuli: Elektabilitas Ganjar Pranowo Terus Meroket, Disusul Prabowo Subianto
"Makanya kami ingin filsuf kami, ketua umum kita (Anis Matta) menjadi presiden," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Tanpa Gabung KIB, PDIP Disebut Punya Peluang Besar Menangkan Pemilu 2024, Kok Bisa?
-
Kader Demokrat Tetap Ingin AHY Jadi Cawapres Anies di Pilpres 2024: Mau Menang Cari yang Terbaik
-
CEK FAKTA: Fahri Hamzah Ditangkap Polisi usai Hina Anies Baswedan, Benarkah?
-
Daripada Ribut Terus soal Puan atau Ganjar, PDIP Mungkin Usung Megawati Jadi Capres
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri