Suara.com - Mantan wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengklaim dirinya adalah pengusul pemilu sistem proporsional terbuka pertama di Indonesia. Ini setelah Indonesia selama ini menjalani pemilu sistem proporsional tertutup.
"Dulu kan (pemilu) tertutup ya. Pertama kali yang mengusulkan (pemilu) terbuka saya. Supaya orang mengetahui orang yang dia pilih (dalam pemilu)," kata Jusuf Kalla dalam acara CT Corp Leadership Forum di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (9/1/2023).
Tak hanya itu, mantan pasangan SBY selama 5 tahun menjabat ini mengungkap bahwa pemilu dengan sistem proporsional terbuka dan tertutup punya kelebihan beserta kekurangannya masing-masing.
Buktinya dari aksi protes delapan partai yang resmi menjadi peserta pemilu, yaitu Partai Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, Demokrat PKS, PAN dan PPP. Delapan partai itu menolak sistem pemilu proporsional tertutup yang didukung PDIP.
Meski demikian, pria yang akrab disapa JK ini mengingatkan bahwa ada juga resiko yang ditimbulkan oleh sistem pemilu proporsional terbuka. Ia pun menganalogikan resiko tersebut dengan 'jeruk makan jeruk'.
"Tapi kemudian timbul negatifnya yang terbuka itu, 'jeruk makan jeruk'," lanjut JK.
Opini JK itu sendiri berkaca pada pengalamannya terjun di dunia politik selama bertahun-tahun. Ia telah mengantongi rekam jejak yang mentereng di dunia pemerintahan.
Bagaimana tidak, mantan wakil presiden Indonesia ini sudah menjabat dua periode dengan dua pasangan berbeda, yaitu Presiden RI ke-6 SBY dan Presiden RI ke-7 Jokowi.
JK diketahui lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada 15 Mei 1942 silam. Sebelum masuk ke dunia pemerintahan, JK memang telah aktif di berbagai organisasi dan juga memegang beberapa jabatan strategis.
Hingga saat terpilih sebagai wakil presiden, ia tercatat pernah menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) pada Munas PMI ke XIX periode 2009-2014 dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dalam Muktamar VI DMI untuk periode 2012-2017.
Selain terjun di dunia pemerintahan, JK juga menjalani bisnis dengan perusahaan Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla ini meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri.
Tahun 1968, dia menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekadar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, penjualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.
Sepak terjang JK di dunia pemerintahan pun dimulai sejak ia terpilih sebagai wakil presiden mendampingi SBY pada periode 2004-2009. Seusai menyelesaikan jabatannya sebagai wapres selama 1 periode, JK pun akhirnya mencalonkan diri sebagai capres di tahun 2009.
Ia pun maju menjadi capres didampingi oleh Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapres. Namun, ia kalah dari pasangan SBY dan Boediono.
JK sempat duduk di pemerintahan sebagai menteri perdagangan, meski tak sampai satu tahun, yaitu sejak Oktober 1999 hingga Agustus 2000. Pada 2001 hingga 2004, ia dipercaya Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan (Menko Kesra).
Berita Terkait
-
Perludem: Alokasi Kursi DPR dan DPRD Provinsi di Jawa dan Luar Jawa Harus Didistribusikan Secara Proporsional
-
Jusuf Kalla: Identitas Partai Tidak Boleh Dipasang di Masjid
-
Benarkah Ada Ancaman Gelombang PHK Massal di Tahun 2023? Ini Kata Jusuf Kalla
-
Ferry Irawan Dipolisikan Venna Melinda Kasus Dugaan KDRT, Ternyata Ditawari Parpol Rencana Mau Berpolitik
-
Ribut-ribut Capres PDIP, Megawati Beri Jawaban Saklek: Urusan Calon Itu Hak Saya!
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi