Suara.com - Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai, baik Demokrat maupun PKS juga ingin mendapatkan keuntungan dari popularitas Anies Baswedan yang telah diusung Partai NasDem.
Namun, Arifki mengatakan bahwa hal itu sulit diperoleh karena kedua parpol itu dianggap sebagai oposisi pemerintah.
"Narasi tersebut bakal sulit diperoleh Partai Demokrat dan PKS. Sebab, publik mengetahui posisi kedua parpol tersebut sebagai oposisi," kata Arifki.
Kendati demikian, langkah dan tekad Demokrat untuk mendapatkan posisi cawapres dinilai sangat wajar karena elektabilitas AHY lebih baik dari kader PKS lain.
"Sebab, survei AHY lebih baik dari kader PKS lainnya. Akan tetapi, modal tersebut tidak cukup lantaran ada beberapa pertimbangan lain yang berpotensi menyulitkan deklarasi," katanya.
Pertimbangan pertama, terkait dengan kesepakatan antara Demokrat dan PKS yang belum kunjung tercapai. Dua partai itu dinilai akan terus bersaing untuk berebut kursi cawapres Anies.
"Kedua, belum munculnya kepastian dari koalisi lain untuk memutuskan nama cawapres Anies," tambahnya.
Ketiga, menurutnya NasDem memiliki pertimbangan untuk mengulur deklarasi capres dan cawapres karena posisi menteri kabinet Jokowi mulai disentil anggota koalisi pemerintahan.
Di samping itu, Arifki juga menduga bahwa ada perselisihan yang terjadi antara Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS sehingga Koalisi Perubahan ini berpotensi bubar dalam waktu dekat.
Baca Juga: 'Ada Tarik Menarik Antara Tiga Partai' Koalisi Perubahan Dinilai Berpotensi Bubar Dalam Waktu Dekat
Menurutnya, hal itu bisa terjadi jika Partai NasDem memberikan tekanan kepada Demokrat dan PKS untuk mengusung Anies Baswedan.
Selain itu, Arifki juga menilai bahwa ada ketegangan dalam pemilihan cawapres antara dua sosok yang diusulkan, yaitu Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan.
"Dinamika Koalisi Perubahan akan berlangsung lama karena ada tarik-menarik di antara ketiga partai," ujar Arifki.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Berita Terkait
-
'Ada Tarik Menarik Antara Tiga Partai' Koalisi Perubahan Dinilai Berpotensi Bubar Dalam Waktu Dekat
-
Balas 'Kejutan PDIP', NasDem Bakal Umumkan Cawapres Anies Baswedan Bulan Depan
-
Prabowo Libas Ganjar dan Anies Secara Telak di Daerah 'Battlegrounds' Ini
-
Khawatirkan Kesehatan Lukas Enembe, AHY Disebut Lupa Prihatin ke Warga Papua, Jhon Sitorus: Blunder!
-
Demokrat Godog Capresnya di Pacitan, Rapat Digelar di Museum Pepo-Memo
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
Terkini
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
Gus Yasin Daftarkan Kepengurusan PPP Kubu Agus Suparmanto ke Kemenhum: Hasil Muktamar Hanya Satu
-
Bayi yang Dibuang ke Panti Anak Yatim di Jakbar Meninggal, Sejoli Buronan Polisi Masih Santai Kerja
-
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Mendagri Hadiri Upacara di Lubang Buaya
-
PPP Jabar Ungkap Blunder Fatal Amir Uskara Bikin Agus Suparmanto Melenggang Jadi Ketum
-
Komplotan Begal 7 Kali Beraksi di Jakarta Nyamar Debt Collector, Korbannya 'Dibuang' ke Flyover!
-
Aksi Culas Bos Pangkalan Elpiji Terbongkar, Oplos Tabung Gas hingga Raup Rp70 Juta Saban Bulan
-
Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik
-
Dapur MBG Penyebab Keracunan di SDN Gedong Tak Bersertifikat, Komnas PA Tuntut Tanggung Jawab Hukum
-
Anggota DPR Desak 'Rebranding' Program Makan Bergizi: 'Gratis'-nya Dihapus, Konotasinya Negatif