Suara.com - Banjir melanda sejumlah kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura) di musim penghujan Desember 2022 – Januari 2023. Tercatat wilayah-wilayah pesisir terendam air hingga setinggi lutut orang dewasa seperti di Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Kudus.
Bencana musiman yang selalu terjadi saban tahun ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain ancaman penurunan permukaan tanah atau land subsidence dan curah hujan tinggi yang merupakan tanda perubahan iklim.
Sayangnya, informasi menyesatkan soal perubahan iklim, termasuk banjir sebagai contoh nyatanya justru mengaburkan fakta bahwa perubahan iklim sedang terus terjadi.
Di media sosial Facebook, hoaks-hoaks tersebut tak pernah menyatakan banjir sebagai konsekuensi dari perubahan iklim. Sebaliknya, berdasarkan penelusuran ada tiga tipe utama yang bisa dikenali sebagai narasi-narasi hoaks yang mengaburkan fakta perubahan iklim.
1. Hoaks Perubahan Iklim Bagian dari Teori Konspirasi
Pertama, konten menyesatkan yang menyebut bahwa perubahan iklim merupakan bagian dari teori konspirasi. Akun Facebook Adoyz Ryo Yuki menuliskan bahwa perubahan iklim dinarasikan sebagai agenda yang dibuat demi kepentingan segelintir kaum elite. Emisi lingkungan memainkan peran yang sama dengan ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir, pencemaran udara, air, dan makanan yang dapat menjadi ancaman besar yang hanya dapat dikelola melalui organisasi sosial dan oleh kekuatan politik.
Globalis pun mulai mendirikan berbagai yayasan pendanaan ke LSM yang bekerja untuk lingkungan yang lebih baik. Kita telah melihat bahwa semua ancaman yang tercantum di atas telah digunakan, beberapa tentu saja benar, sementara yang lain dalam retropeksi ternyata hanyalah rekayasa.
Faktanya, pernyataan bahwa perubahan iklim adalah buah dari konspirasi elite global sangat tidak berdasar.
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim dalam keterangan resminya menyatakan perubahan iklim sebagai perubahan yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah kompoisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat diperbandingkan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Ganjar Pranowo Keluar dari PDIP karena Sakit Hati Tak Dipilih Jadi Capres, Benarkah?
Definisi tertuang dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim atau United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC.
Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang di antaranya, terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya.
PBB memaparkan beberapa penyebab perubahan iklim antara lain pembuatan energi listrik dan panas dengan membakar bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi dalam jumlah besar, penebangan hutan, serta penggunaan transportasi berbahan bakar fosil.
2. Hoaks yang Melebih-lebihkan
Kedua, hoaks yang melebih-lebihkan sehingga peristiwa seolah lebih menyeramkan atau sebaliknya hoaks justru meremehkan sehingga mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi.
Narasi melebih-lebihkan bencana alam sebagai bagian dari perubahan iklim ini pernah terjadi di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Pada Februari 2021, akun Facebook Subkhi Aashifa pernah mengunggah foto banjir di Pekalongan yang terlihat berwarna merah. Dia menyatakan fenomena tersebut sebagai banjir darah.
Berita Terkait
- 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
- 
            
              Phil Foden Jadi Korban Hoaks Manipulasi AI: Sang Anak Disebut Meninggal Dunia
- 
            
              Langkah Tak Lazim Kunto Aji, Rehat dari Media Sosial Jelang Rilis Single
- 
            
              Kunto Aji Ajak Pendengar Memaknai Suara Sekitar Lewat '2025 Masih Asik Sendiri'
- 
            
              Bill Gates: Dunia Salah Arah Hadapi Krisis Iklim, Kenapa Demikian?
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Bongkar Habis! Mahfud MD Beberkan Kejanggalan di Balik Proyek Kereta Cepat Whoosh Era Jokowi
- 
            
              Jadi Penyebab Banjir di Jati Padang, Pramono Minta Tanggul Baswedan Segera Diperbaiki
- 
            
              Jakarta Siaga 25 Hari ke Depan! Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Mengintai
- 
            
              Bobby Nasution Temui Guru Honorer Saling Lapor Polisi dengan Ortu Siswa, Dorong Penyelesaian Damai
- 
            
              Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
- 
            
              Isu Pork Savor yang Beredar di Media Sosial, Ajinomoto Indonesia Tegaskan Semua Produknya Halal
- 
            
              46 Anak SMP Nyaris Tawuran, Janjian via DM Berujung Diciduk Polisi
- 
            
              Roy Suryo Soroti Perayaan Sumpah Pemuda ala Gibran: Sungguh Membagongkan!
- 
            
              Pekan Terakhir BBW Jakarta 2025: Pesta Buku, Keceriaan Keluarga, dan Bawa Pulang Mobil Listrik
- 
            
              Pramono Buka Luas Ruang Inovasi, Pengamat: Patut Diapresiasi