“Fenomena alam, banjir darah,” tulis dia dalam status Facebook bertanggal 6 Februari 2021.
Nyatanya, yang sebenarnya terjadi adalah adanya obat batik berwarna merah yang berasal dari industri batik rumah tangga yang hanyut terbawa banjir.
Kapolresta Pekalongan saat itu, AKBP Mochammad Irwan Susanto mengatakan air banjir yang berwarna merah pekat tersebut karena obat batik yang dibungkus dalam plastik sobek, dan terbawa air banjir.
Obat batik yang dibungkus dalam plastik itu disimpan di tempat produksi batik namun tidak diketahui jika obat tersebut hanyut terbawa air banjir.
3. Narasi Hoaks Perubahan Iklim untuk Menyerang Tokoh Politik
Ketiga, narasi hoaks yang bisa mengaburkan perubahan iklim adalah bencana alam untuk menyerang tokoh politik tertentu.
Akun Facebook Katumbiri menyebarkan narasi bahwa jebolnya tanggul yang mengakibatkan banjir di Indonesia adalah akibat dari kelalaian Presiden Joko Widodo dalam menjalankan pemerintahan. Katumbiri memberi contoh kebijakan yang merugikan yakni UU Omnibus Law dan UU Minerba.
“Fakta menunjukkan beberapa bendungan jebol, tak mampu menahan air bah raksasa atau seperti banjir bandang jaman Nabi Nuh, karena tanggul tak berkualitas dibangun dengan KKN dan sistem irigasi tak berfungsi, akhirnya bahan-bahan tanggul sarana irigasi ikut derasnya air bah raksasa menuju laut,” demikian ditulis dalam akun Facebook tersebut.
“Pak Jokowi diduga sedang meracik bom bunuh diri. Racikan bom bunuh diri adalah sebagai berikut: hutang menumpuk, sebaiknya dibayar dengan mengelola minerba dengan benar oleh negara. Hutang menggunung bukan dibayar dengan pajak meningkat, berakibat rakyat jadi miskin, sementara Perpu Omnibuslaw, Undang-Undang Minerba, dll sangat menguntungkan oligarki Neo Komunisme," lanjut narasi akun Facebook ini.
Baca Juga: CEK FAKTA: Ganjar Pranowo Keluar dari PDIP karena Sakit Hati Tak Dipilih Jadi Capres, Benarkah?
Padahal faktanya sudah banyak lembaga internasional yang menarasikan perubahan iklim sebagai fenomena saintifik, bukan semata-mata azab atau kelalaian individu tertentu. Salah satu penyebab banjir di wilayah pantura adalah land subsidence atau penurunan permukaan tanah.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat penurunan tanah di wilayah pesisir utara Jawa Tengah berkisar antara 1-15 cm per tahun.
Kota-kota ini memiliki risiko sedang dan tinggi terhadap banjir berdasarkan peta risiko bencana yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sementara itu, Koordinator Proyek Adaptasi Perubahan Iklim Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari) Semarang Arief Khristanto menjelaskan bahwa iklim tidak bisa dibicarakan dalam jangka pendek. Iklim merupakan kondisi atmosfer dalam jangka waktu panjang.
“Itulah mengapa banyak yang menyangkal perubahan iklim, karena memang dampaknya tidak dirasakan dalam waktu dekat tetapi ini terakumulasi yang kemudian dalam satu titik disebut sebagai krisis iklim,” ujar Arief dalam wawancara melalui aplikasi Zoom, Kamis (5/1/2023). Secara saintifik, perubahan iklim dapat dibuktikan dengan kenaikan temperatur, serta konsentrasi gas rumah kaca yang lebih besar.
Arief melanjutkan, pekerjaan rumah selanjutnya adalah cara melokalisasi isu perubahan iklim yang telah dibicarakan dalam forum-forum global. Cara paling mudah yakni dengan memetakan sektor yang paling terdampak sekaligus sangat dekat dengan kehidupan.
Berita Terkait
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Phil Foden Jadi Korban Hoaks Manipulasi AI: Sang Anak Disebut Meninggal Dunia
-
Langkah Tak Lazim Kunto Aji, Rehat dari Media Sosial Jelang Rilis Single
-
Kunto Aji Ajak Pendengar Memaknai Suara Sekitar Lewat '2025 Masih Asik Sendiri'
-
Bill Gates: Dunia Salah Arah Hadapi Krisis Iklim, Kenapa Demikian?
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Pengunjung Tak Perlu Cemas, Ini Kantong-kantong Parkir Konser BLACKPINK di SUGBK Jakarta
-
Megawati Ingatkan Soal Bahaya AI: Buat Saya yang Paling Baik Adalah Otak yang Diberikan Tuhan
-
Cahaya dan Harapan di HLN ke-80: PLN Sambungkan Listrik Gratis bagi Keluarga Prasejahtera di Padang
-
Wapres Gibran Undi Doorprize di Acara Mancing, Ray Rangkuti Ketawa Ngakak: Aku Gak Bisa Lagi Ngomong
-
Pidato di Peringatan KAA ke-70, Megawati: Kemerdekaan Palestina Harus Penuh, Tanpa Tawar-Menawar!
-
Update Banjir Jakarta: Dua RT Ini Masih Tergenang, Belasan Wilayah Sudah Surut Usai Hujan Deras
-
Bobby Nasution Dukung Siswa Sumut Wakili Indonesia di Olimpiade Sains Internasional di Rusia
-
Polres Jakut Geledah Ruko Ompreng MBG! Dalami Dugaan Impor China dan Pemalsuan Label SNI
-
Sambut Program TKA Kemendikdasmen, Begini Kesiapan Pemerintah Daerah
-
Terapkan Rekayasa Lalin di Konser BLACKPINK, Polisi Minta Pengunjung Naik Angkot Cegah Kemacetan!