Suara.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, Ahmad Syaikhu, merasa perlu bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi untuk membahas terkait sistem pemilu proporsional terbuka atau tertutup jelang Pemilu 2024.
Menurutnya, kekinian delapan partai politik di parlemen termasuk PKS sudah menyatakan menolak terhadap sistem pemilu proporsional tertutup.
"Ya, nanti kita serahkan kepada ini, tapi kan kita menghormati bahwa dalam kesepakatan 8 partai ini kemarin kan dikoordinatorkan oleh Golkar, nanti kita lihat memang nanti perlu menghadap presiden kita akan bersama-sama, yang 8 partai ini akan tetap bersama-sama," kata Syaikhu kepada wartawan dikutip Sabtu (21/1/2023).
Syaikhu mengungkapkan kalau PKS tetap setuju dengan sistem pemilu proporsional terbuka. Sikap itu juga sama dengan tujuh partai politik lainnya.
"Yang terbuka kita harapkan bahwa sepakat dengan 8 partai untuk melakukan usulan proporsional terbuka," tuturnya.
Lebih lanjut, Syaikhu mengatakan kalau PKS siap mengajukan diri sebagai pihak terkait dalam perkara judicial review di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sistem pemilu proporsional terbuka diubah ke tertutup.
"PKS bersedia menjadi pihak terkait dan sudah mengajukan ke MK," ucapnya.
8 Partai Kompak Tolak Proporsional Tertutup
Sebanyak delapan partai politik di parlemen tegas menolak Pemilu kembali ke sistem proporsional tertutup. Mereka kompak menyatakan penolakan itu dalam forum.
Adapun forum pertemuan ketum dan petinggi parpol dilaksanakan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Partai yang hadir di antaranya, Partai Golkar sebagai inisiator, Partai NasDem, PKB, Partai Demokrat, PKS, PAN, dan PPP. Sementara itu Partai Gerindra meski tidak hadir, mereka tetap ikut bersama dalam menyikapi penolakan proporsional tertutup. Sedangkan tidak ada keikutsertaan PDI Perjuangan dalam pertemuan atau pernyataan sikap.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membacakan lima poin yang menjadi kesepakatan. Poin pertama ialah pernyataan sikap menolak sistem proporsional tertutup.
"Kami menolak proporsional tertutup dan memiliki komitmen untuk menjaga kemajuan demokrasi di Indonesia yang telah dijalankan sejak erareformasi," kata Airlangga di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (8/1/2023).
Airlangga mengatakan sistem Pemilu proporsional tertutup merupakan kemunduran bag idemokrasi Indonesia. Di lain pihak, lanjut Airlangga sistem Pemilu proporsional terbuka merupakan perwujudan dari demokrasi yang berasaskan kedaulatan rakyat dimana dapat menentukan calon anggota legislatif yang dicalonkan partai politik.
"Kami tidak ingin demokrasi mundur," kata Airlangga membacakan poin satu.
Berita Terkait
-
Bertemu Jokowi, Relawan ABJ Sampaikan 3 Poin Aspirasi: Di Antaranya Dukung Ganjar Capres 2024
-
Demokrat soal Kesepakatan Koalisi dengan NasDem dan PKS: Semakin Dekat
-
Gibran Buka Peluang Nyalon Gubernur, 'Dirujak' Loyalis Ganjar: Jangan Tergiur Kekuasaan!
-
Soal Ceramah Jokowi Firaun Viral, Cak Nun 'Menikmati' Perihnya Dihujat
-
Jokowi Pasang Kuda-kuda Gaet Pendukung, Setuju Jabatan Kades Sembilan Tahun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Tewas Ditembak Usai Rusak Pos Polisi, Pria di OKU Diduga Bukan ODGJ: Fakta Sebenarnya?
-
Presiden Prabowo Terima Undangan Kongres Projo, Hadir atau Tidak? Ini Kata Gerindra
-
Skandal Konser TWICE di Jakarta: Bos Promotor Mecimapro Ditahan! Investor Merasa Tertipu?
-
Ironi Kematian Prada Lucky: Disiksa, Anus Diolesi Cabai, Dipaksa Ngaku LGBT di Ruang Intel
-
'Ku Ledakkan Kau!' Detik-Detik Mencekam Pria Diduga ODGJ Ditembak Mati Polisi di OKU
-
KPK Usut Korupsi, Penumpang Whoosh Justru Melonjak! Apa yang Terjadi?
-
Legislator PKB Dukung PPPK Jadi PNS, Ini Alasan Kesejahteraan dan Karier di Baliknya
-
KPK dan BPK Akan Sidak SPBU di Jawa! Ada Apa dengan Mesin EDC Pertamina?
-
Guru Madrasah Demo di Jakarta, Teriak Minta Jadi PNS, Bisakah PPPK Diangkat Jadi ASN?
-
Minta Diangkat Jadi ASN, Guru Madrasah Kepung Monas: Kalau Presiden Berkenan Selesai Semua Urusan