Suara.com - Direktur Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi menyerukan agar masyarakat tak memilih pemimpin legislatif dan eksekutif yang tak peduli dengan lingkungan di Pemilu 2024 mendatang. Hal ini disampaikannya karena saat ini sudah mulai memasuki tahun politik yang artinya para peserta Pemilu akan mulai menggalang dukungan.
“Kami melihat meskipun terdapat pergantian Presiden, namun setiap presiden masih mendukung sektor yang menguasai tambang, sawit, dan kayu,” ujar Zenzi kepada wartawan, Rabu (1/2/2023).
Menurutnya pemilihan pemimpin yang peduli lingkungan karena pemerintah merupakan instrumen bisnis. Segala keputusan atau kebijakan, khususnya dalam kegiatan bisnis yang berdampak pada lingkungan harus diperhatikan.
“Seharusnya bisnis yang menjadi instrument negara dalam pembangunan. Tiga tahun terakhir justru melihat lebih parah bukan hanya pemerintah yang menjadi instrument bisnis, tetapi juga negara," ucapnya.
Karena itu, ia menyerukan lima Tinjauan Lingkungan Hidup 2023 sebagai agenda bersama untuk resolusi, yakni yang pertama adalah perbaikan sistem legislasi yang berpihak pada pemulihan hidup, penegakan HAM dan demokrasi. RUU Perubahan Iklim perlu menjadi perhatian serius negara dalam memastikan keselamatan rakyat dari dan bencana iklim.
"Kedua, penegakan hukum sektor lingkungan dan sumber daya alam (SDA). Kejahatan-kejahatan lingkungan dan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Korporasi menyebabkan krisis dan konflik di masyarakat adalah wujud lemahnya penegakan hukum sektor lingkungan dan SDA," katanya.
Lalu yang ketiga adalah menjadikan ekonomi nusantara sebagai jalan pemulihan lingkungan, pemulihan hak rakyat, dan memperkecil ketimpangan akses kesejahteraan.
Selanjutnya menjadi elonomi nusantara sebagai kesatuan sistem yang diciptakan keterhubungan sistem yang mendukung rantai nilai, yaitu produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi, yang dilakukan oleh model corak produksi Wilayah Kelola Rakyat.
"Kelima, akademi ekologi secara filosofis dibangun meneruskan tradisi dan kekayaan pengetahuan lokal yang ada di Nusantara. Walhi tidak menempatkan Akademi Ekologi sebagai alat komersialisasi pengetahuan," urainya.
Baca Juga: UPTD Tahura Ngurah Rai Mangkir dalam Sidang Sengketa Informasi dengan Walhi Bali
Sementara itu, Pokja Politik Walhi M Islah menuturkan, terdapat satu isu yang selalu dibicarakan yaitu perubahan iklim dalam setiap momen Pemilu. Namun, bagi Indonesia, perubahan iklim tak lagi sekadar isu tetapi suatu masalah yang sudah dihadapi.
“Dunia saat ini membutuhkan pemimpin yang peduli dengan keberlangsungan kehidupan. Apakah bumi akan menunjang kehidupan kita atau tidak, itu yang perlu diantisipasi. Dunia butuh pemimpin yang peduli dnegan lingkungan,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Dibackingi Gubernur Bali, Ternyata Permrakarsa Proyek Terminal LNG di Mangrove Terkait Korupsi Sekda Buleleng
-
Misterius, Studi Kelayakan Terminal LNG di Pesisir Sanur
-
Jadi Kabupaten Termiskin di Jawa Tengah, Kebumen Berencana Lanjutkan Program Pengentasan Kemiskinan Hingga Tahun Politik 2024
-
Proyek Terminal LNG di Bali Dinilai Cacat Prosedur dan Aneh
-
KPK Didesak Segera Seret Bos Hyundai Enginering Construction ke Meja Hijau
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Pemerintahan Prabowo Genap Setahun, Kemenhub Fokus Konektivitas dan Keselamatan
-
Istana Segera Umumkan Struktur Komite Reformasi Polri: Pastikan Ada Nama Mahfud MD!
-
Pimpinan DPR Sudah Terima Surat, MKD Bakal Gelar Sidang Bahas Nasib Ahmad Sahroni hingga Uya Kuya?
-
Viral Tangis Ibu di Lampung: Anak Korban Bully, Sekolah Malah Memberhentikannya
-
Mendagri dan Kepala BNN Bahas Penguatan Sinergi Penanggulangan Narkoba
-
Polri Ungkap Modus Baru Narkoba: Obat Bius Legal 'Etomidate' Diubah Jadi Cairan Vape
-
Kesehatan Jadi Tameng? KPK Ungkap Alasan Belum Tahan Kusnadi di Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim
-
9 TPU di Jakarta Selatan Penuh, Sistem Makam Tumpang Jadi Solusi Utama
-
Meme Bahlil Makin Menjadi-jadi Usai Diancam UU ITE, Underbow Golkar Polisikan Sejumlah Akun Medsos
-
Tepis Tudingan Menkeu Purbaya Dana 'Nganggur', KDM Tak Sudi jika Dikubuli Anak Buah: Saya Pecat!