Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya turut 'jengah' dengan munculnya kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anak pejabat Dirjen Pajak, bernama Mario Dandy Satriyo (MDS).
Anak pejabat Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jaksel II itu diduga kuat menganiaya anak pengurus GP Ansor hingga mengalami luka serius hingga koma.
Menkeu yang mengaku mendengar informasi ini pada Selasa (21/2/2023) malam segera memberikan instruksi khusus terkait kasus tersebut.
Instruksi tersebut yakni menegaskan kembali pada seluruh jajaran Kemenkeu untuk mengecam tindakan kekerasan dan gaya hidup mewah para pejabat dan pegawai Kemenkeu.
"Kemenkeu mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan dan mendukung penanganan hukum secara konsisten oleh instansi yang berwenang," ujar Sri Mulyani melalui akun instagram @smindrawati, dikutip pada Rabu (22/2/2023).
Pejabat, terutama dari kemenkeu, menurut Sri Mulyani seharusnya bisa memberi contoh baik. Bukan sebaliknya yang justru pamer harta yang kemudian menimbulkan erosi kepercayaan terhadap integritas Kementerian Keuangan.
Hal itu juga bisa memberikan reputasi negatif kepada seluruh jajaran Kemenkeu yang telah dan terus bekerja secara jujur, bersih dan profesional.
"Kepercayaan publik adalah hal esensial dan fondasi yang harus dijaga bersama dan tidak boleh dikompromikan oleh seluruh jajaran Kemenkeu," ucap Sri Mulyani.
"Terimakasih kepada seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan yang terus ikut memonitor dan menjaga kami. Mari kita jaga dan bangun bersama Indonesia," pungkasnya.
Baca Juga: Anak Pejabat DJP Jaksel Diduga Aniaya Warga Hingga Koma, Disebut Taruna Nusantara
Berita Terkait
-
Aniaya Anak Pengurus GP Ansor Sampai Koma, Pelaku Siswa Berprestasi Jebolan SMA Taruna Nusantara
-
Jelang Ramadhan Sri Mulyani Justru Makin Gelisah, Hingga Curhat di Medsos
-
Anak Pejabat DJP Jaksel Diduga Lakukan Penganiayaan hingga Buat Koma, Suka Pamer Rubicon hingga Motor Mewah
-
Stafsus Menkeu Tanggapi Dugaan Penganiayaan Anak Pejabat DJP: Berpegang Asas Praduga Tak Bersalah
-
Anak Pejabat DJP Jaksel Diduga Aniaya Warga Hingga Koma, Disebut Taruna Nusantara
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu