Suara.com - Front Mahasiswa Papua Anti Kekerasan mengeluhkan proses pengusutan beberapa kasus pelanggaran HAM Berat yang terjadi di Tanah Papua. Menurut mereka, Komisi Nashukional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) begitu lambat menangani laporan yang sudah mereka adukan.
"Kerjanya mereka (Komnas HAM) lambat banget, jadi kami menyesali itu. Pengaduan sudah dari tahun 2022 sampai sekarang belum ada hasil yang jelas," kata Koordinator Front Mahasiswa Anti Kekerasan Papua Rudy Kogoya, Jumat (3/3/2023).
Beberapa kasus yang sudah diadukan ke Komnas HAM ialah kasus penyiksaan kepada anak di bawah umur yang diduga dilakukan oleh prajurit TNI di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, kasus kericuhan di Dogiyai, Papua Tengah, serta insiden berdarah di Wamena, Papua Pegunungan.
Rudy menyebut pihaknya sangat menyayangkan lambannya penanganan kasus pelanggaran HAM di Papua. Kata dia, para anggota Komnas HAM berdalih baru saja berganti pengurusan sehingga proses penanganan kasus terkendala.
"Kami sangat menyayangkan itu, kami berharap Komnas HAM kerjanya bisa lebih cepat itu, jadi alasan mereka tadi mereka lambat karena ada pergantian pengurus," ujar Rudy.
"Itu kan bukti bahwa tidak adanya kerja yang sistematis dalam lembaga ini, sehingga ketika ganti pemimpin mereka kebingungan. Jadi kami berharap lebih baiklah ke depan," sambungnya.
Gelar Demo di Komnas HAM
Diketahui, Front Mahasiwa Anti Kekerasan Papua menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).
Pantauan Suara.com, massa berkumpul sekitar pukul 14.00 WIB. Massa berunjuk rasa tepat di depan gerbang pintu masuk Komnas HAM.
Baca Juga: Komnas HAM Bentuk Tim Investigasi Usut Kerusuhan Berdarah di Wamena
Aksi tersebut digelar dalam rangka mengecam kekerasan yang terjadi di Wamena pada 23 Februari 2023 oleh aparat penegak hukum. Di mana, dalam insiden itu terdapat 12 orang meninggal dunia.
Massa mendesak Komnas HAM segera turun tangan dan mengecek langsung ke Wamena. Meski hujan deras mengguyur, mereka tidak bergeser dari depan gerbang Komnas HAM.
Hal itu, tampak berbeda dengan aparat kepolisian yang justru memilih berteduh. Dalam orasinya, seorang orator meminta pemerintah tidak menambah pasukan bersenjata di Wamena.
"Tolong pemerintah, sudahi pengiriman tentara di Wamena," ucap seorang orator.
"Kami meminta Komnas HAM turun tangan selidiki kasus ini," imbuh orator yang lain.
Tampak berbagai foto-foto korban kekerasan dibawa oleh massa aksi. Selain itu, massa juga membawa poster bernada pengecaman kekerasan di Wamena.
Berita Terkait
-
Komnas HAM Bentuk Tim Investigasi Usut Kerusuhan Berdarah di Wamena
-
Audiensi dengan Mahasiswa Papua soal Insiden Wamena, Komnas HAM: Ada Kekerasan Aparat TNI-Polri
-
Diguyur Hujan Deras, Front Mahasiswa Papua Tetap Gelar Aksi di Depan Komnas HAM terkait Insiden Kekerasan di Wamena
-
Kamis Dini Hari, Gempa M 5,5 Guncang Sarmi Papua
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
Terkini
-
KPAI: Mental Gen ZAlpha Kian Rentan, Risiko Balas Dendam Korban Bullying Meningkat
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 10 November 2025: Waspada Hujan & Petir di Sejumlah Kota
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain