Suara.com - Motif pria berinisial BI yang menusuk dan menggorok leher temannya berinisial PW saat sedang mabuk di Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat terungkap, karena persoalan harga diri.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Hady Saputra Siagian mengatakan bahwa BI melakukan aksi keji itu lantaran merasa sakit hati disebut bodoh. Diketahui pula, korban menyebut kata 'bodoh' itu saat dalam kondisi mabuk dengan nada menantang.
"Motifnya dikarenakan tersangka merasa sakit hati telah dikatakan 'kamu bodoh' seperti itu," kata Hady dalam konferensi pers, Jumat (24/3/2023).
Tak hanya alasan sakit hati. BI nekat menghabisi nyawa temannya itu karena berada di bawah pengaruh minuman keras.
"Korban dan pelaku teman lama, mungkin dipengaruhi miras sehingga ada penusukan pada korban. (Miras) campuran intisari," ujar Hady.
BI Jadi Tersangka
Polisi menetapkan BI sebagai tersangka terkait kasus penusukan dan penggorokan leher rekannya yang berinisial PW saat sedang mabuk di Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Tersangka kita terapkan Pasal 338 KUHP atau Pasal 351 ayat 3 KUHP atau Pasal 354 ayat 2 KUHP," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Hady Saputra Siagian dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Pusat Jumat.
"Ancaman pidananya 338 KUHP dengan kurungan maksimal 15 tahun penjara, pasal 354 ayat 2 KUHP dengan ancaman pidana 10 tahun penjara, dan Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan kurungan maksimal 7 tahun penjara," terangnya.
Kekinian, BI ditahan di Polres Metro Jakarta Pusat. Pantauan Suara.com sebelum jumpa pers, BI tampak digelandang oleh dua orang polisi sambil menggunakan baju tahanan berwarna merah.
Baju tahanan itu memiliki nomor 97. Wajah BI tidak terlihat karena tertutupi masker. Sedangkan kedua tangan BI tampak dalam keadaan terborgol.
Dipotong Secara Sadis
Sementara itu, Ketua RT di lokasi kejadian menceritakan betapa mengerikannya insiden tersebut.
Ditemui di kediamannya, Jumat siang, Ketua RT 02 RW 01, Kampung Bali, Tanah Abang, Heri menyampaikan peristiwa itu terjadi pada saat kondisi sedang sepi pada Rabu (22/3) dini hari.
"Kejadiannya jam 01.20 WIB, itu kami dikabarin. Begitu pas kejadian korban sudah nggak ada (tewas), baru kami lapor ke polisi," kata Heri.
Titik kejadian tersebut berada tak jauh dari rumah Heri. Namun pada malam itu dia sama sekali tidak mendengar adanya suara minta tolong dari siapapun.
Salah seorang warganya, lalu mendatangi kediamannya dan melaporkan jika ada kejadian pembunuhan.
"Nggak dengar, tiba-tiba ada warga yang melapor ada pembunuhan," tutur Heri.
Setelahnya, Heri pun bergegas menuju lokasi. Sesampainya Heri di tempat kejadian perkara (TKP), dia melihat kondisi korban layaknya sapi yang sedang dipotong.
"Sudah parah banget. Kayak ngelihat sapi dipotong. Sudah menganga di sini (leher). Ada tusukan juga," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
Terkini
-
Irjen Kemendagri Monitor Langsung Pelaksanaan Siskamling di Surakarta
-
MenHAM Natalius Pigai Usul DPR Bikin Lapangan Tampung Massa Pendemo: Kalau di Jalan Bikin Macet!
-
Jubir Gus Yaqut Serang Balik Boyamin soal Amirul Hajj Dapat Anggaran Ganda: Berpotensi Menyesatkan!
-
Mendagri Tito Minta Pemda Gandeng Swasta Demi Tingkatkan PAD
-
Viral Paralayang Tak Boleh Terbang di Bromo, Netizen: Sakral atau Takut Ketahuan...
-
Diminta Pemerintah Bikin Pengolahan Sampah, Pengamat: PIK Bisa jadi Contoh Kawasan Mandiri Lain
-
Ayah Muhammad Farhan Hamid Menanti: Sang Putra Hilang Usai Ikut Aksi Unjuk Rasa!
-
KontraS Temukan Dugaan Penghilangan Paksa pada Aksi Unjuk Rasa 25-31 Agustus!
-
Profil Wakapolri Dedi Prasetyo, Jenderal Profesor Bakal Gantikan Listyo Sigit jadi Kapolri?
-
Sampaikan Simpati Doha Diserang, Ini Poin-poin Pertemuan Prabowo dan Emir Qatar