Suara.com - Acarar silaturami yang digelar Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dengan mengumpulkan para ketua umum partai politik di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5) malam dianggap hal yang tak etis dilakukan oleh kepala negara.
Pernyataan itu disampaikan oleh Analis Politik sekaligus Direktur Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Pasalnya, Dedi mengatakan, Jokowi telah menggunakan kantor presiden atau kepala negara untuk kegiatan politik praktis.
"Pertemuan itu jelas tidak etis karena menggunakan kantor presiden untuk kepentingan politik praktis," kata Dedi saat dihubungi, Rabu (3/5/2023).
Dedi mengatakan, dengan melakukan hal yang tidak etis tersebut, Jokowi dianggap telah kehilangan wibawanya terutama sebagai kepala negara.
"Jokowi kehilangan wibawa kepala negara karena telah menggunakan kekuasaan untuk kepentingan golongannya sendiri," tuturnya.
Dedi juga menyebut, ada kemungkinan memang pertemuan tersebut untuk mewujudkan terbentuknya Koalisi Besar untuk Pilpres 2024.
"Bisa saja pertemuan itu untuk mengupayakan koalisi besar sebagaimana yang selama ini memang Jokowi inginkan," kata Dedi.
Namun, di sisi lain, kata Dedi, PDIP sebagai salah satu partai pendukung pemerintah telah mengumumkan nama Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, sehingga hal itu bisa menandai potensi reshuffle bagi NasDem.
NasDem sendiri memang pertemuan malam ini tidak diundang oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga: Hanya Enam dari Tujuh Parpol Pro Pemerintah yang Diundang Jokowi, Kenapa?
"Membaca situasi di mana PDIP telah deklarasi kan Ganjar, dan Prabowo juga telah deklarasi sebagai Capres, maka potensi pertemuan itu untuk menandai resuffle kabinet, utamanya menentukan nasib Nasdem," tuturnya.
Ia menambahkan, potensi NasDem didepak dari kabinet pemerintahan Jokoei memang santer sekali. Terlebih pasca NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presidennya di Pilpres mendatang.
"Karena Nasdem telah mengambil sikap usung Anies yang sampai detik ini terlihat tidak disukai Jokowi, bahkan cenderung ada upaya menggagalkan pengusungan Anies. Meskipun Resuffle memang miliki momentum, di mana Menkominfo sedang dibidik masalah rasuah," pungkasnya.
Berita Terkait
- 
            
              Hanya Enam dari Tujuh Parpol Pro Pemerintah yang Diundang Jokowi, Kenapa?
 - 
            
              Pertemuan Jokowi Dengan 6 Ketum Parpol Diklaim Tak Bahas Reshuffle Kabinet
 - 
            
              PPP Beberkan Hasil Pertemuan Jokowi Dengan Ketum Parpol: Banyak Ketawanya, Nggak Bahas Capres
 - 
            
              Usai Silaturahmi dengan Jokowi di Istana, Ketum Parpol Kompak Klaim Tak Bicarakan Politik 2024
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 - 
            
              Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
 
Terkini
- 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
 - 
            
              Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota