Suara.com - Tradisi udik-udikan yang berlangsung sejak lama di Pekalongan, Jawa Tengah kini menimbulkan konflik. Salah satu warga Pekalongan Selatan bernama Ramadhan (38) diduga sengaja menggelar tradisi udik-udikan di daerah rumahnya di Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan.
Ia menyebarkan uang sebesar Rp 35 juta rupiah ke warga warga sekitar, sehingga membuat mereka berdesak-desakan. Akibatnya, setidaknya ada 4 orang warga sekitar yang pingsan dalam acara udik-udikan tersebut.
Lalu, siapa sosok Ramadhan ini sebenarnya? Simak inilah penjelasan selengkapnya.
Ramadhan sendiri diketahui oleh warga sekitar sebagai salah satu pengusaha batik Pekalongan yang sudah lama berkecimpung di dunia industri batik. Ramadhan pun sempat mendapat julukan "Crazy Rich Pekalongan" karena harta yang dimilikinya begitu banyak.
Kelahiran anak ketiganya pun membuat Ramadhan beserta keluarganya bersyukur. Sebagai bentuk rasa syukur tersebut, Ramadhan pun mengungkap dengan warga sekitar bahwa dirinya akan melaksanakan tradisi udik-udikan dan mengundang warga di sekitar tempat tinggalnya.
Tradisi udik-udikan ini sendiri diakui Ramadhan dilakukan 40 hari pasca kelahiran sang anak sebagai ucapan syukur. Ia pun mengaku sempat menyebarkan berita udik-udikan tersebut melalui sosial media sang istri.
Ramadhan pun mengaku terkejut karena mendadak di depan rumahnya yang berada tepat di depan kantor Kelurahan Jenggot, pada Minggu (9/7/2023), ramai didatangi warga. Mereka ingin mendapatkan uang di acara udik-udikan tersebut.
"Ini acara tasyakuran anak saya, anak saya yang ketiga. Untuk nominal uang yang disebar itu sebesar Rp 35 juta," kata Ramadhan saat dimintai keterangan di Kantor Kelurahan Jenggot, Pekalongan, Minggu (09/07/2023) siang.
Ramadhan pun mengaku dirinya hanya menyebarkan uang dari bagian atas rumahnya dan dari bawah. Ini dilakukan agar para warga bisa mendapatkan uang tersebut. Ribuan warga pun berebut mengambil uang 'sebaran' tersebut.
Hal ini pun membuat mereka berdesak-desakan hingga 4 orang warga pingsan. Mereka langsung diamankan di rumah warga sekitar dan sempat dibawa ke puskesmas terdekat, sebelum diperbolehkan pulang.
Ramadhan mengaku bahwa pelaksanaan tradisi ini sempat dilarang oleh pihak berwajib. Namun dirinya dan pihak keluarga bersikukuh untuk tetap melaksanakan udik-udikan ini dengan alasan melestarikan budaya dan tradisi.
"Ya tadinya memang dari pihak berwajib sudah menyarankan untuk tidak dilaksanakan (udik-udikan). Tapi ya gimana ini sudah jadi adat. Orang-orang juga sudah menanti semua di luar rumah, untuk massanya terlalu banyak. Ya udah lah kita laksanakan saja," lanjut Ramadhan.
Akibat acara udik-udikan ini, pagar kantor Kelurahan Jenggot menjadi rusak. Kini kasus udik-udikan itu ditangani oleh Polres Pekalongan, di mana Ramadhan akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan.
Setelah melakukan diskusi dengan pihak kantor Keluruhan Jenggot, Ramadhan pun berjanji akan mengganti rugi pagar kantor yang rusak.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Hanya 190 Meter dari Alun-alun Pekalongan, Pusat Perbelanjaan Ini jadi yang Terbesar di Kota Batik : Cocok untuk Wisata Belanja
-
Viral Pengusaha Batik Di Pekalongan Sebar Uang Rp 35 Juta Dari Atap Rumah, 4 Orang Pingsan Berebutan
-
Hanya 2,3 Km dari Alun-alun Pekalongan, Ada Stadion dengan Fasilitas Lengkap : Mampu Tampung 20 Ribu Penonton
-
Cuma 2,1 Km dari Alun-alun Pekalongan, Destinasi Ini Tawarkan Wisata Edukasi : Pelajar dan Mahasiawa Bisa Merapat
-
Cuma 1,6 Km dari Alun-alun Pekalongan, Pusat Perbelanjaan Ini Semakin Lengkap dengan Tenant Baru Brand Terkenal : Semakin Manjakan Pengunjungnya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Wings Air Resmi Buka Rute Jember-Bali, Jadwal Penerbangan Segera Dirilis
-
Bangun Ulang dari Puing, 5 Fakta Rumah Ahmad Sahroni Rata dengan Tanah Usai Tragedi Penjarahan
-
Ulah Camat di Karawang Diduga Tipu Warga Rp1,2 Miliar Modus Jual Rumah, Bupati Aep Syaepuloh Murka
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online