Nia mengakui jika selama ini orang Dayak Indramayu tidak pernah berbuat tindakan yang menyusahkan aparat Desa. Meskipun mereka tidak pernah menggunakan hak politiknya dalam memilih kepala Kuwu.
Setelah wawancara dengan Nia, Wardi memanggil aku untuk mengambil makanan di dapur. Katanya, aku harus mencoba urap andalan orang Dayak Indramayu yang terkenal dimasak secara alami.
"Ayo makan dulu, sebelum gelap," ucap Wardi dari arah Pesanggrahan.
Dengan lauk urap, oncom goreng, dan sayur asem, aku melahap isi piring sampai habis tak tersisa.
Hidup Bersahaja
Nur, begitu panggilannya. Anak kedua dari Takmad ini tengah menggiling kacang tanah untuk lotek dagangannya ketika aku singgah di warungnya, Kamis (22/6) sore. Dia salah seorang wanita Dayak Indramayu yang beruntung dimuliakan oleh suaminya dari golongan Dayak Alami.
Nur sendiri merupakan Dayak Preman, karena masih menggunakan pakaian berwarna. Kehidupannya sehari-hari tak jauh berbeda dengan wanita seusianya. Mengantar anak sekolah, menyiapkan kebutuhan rumah, memasak dan berjualan.
Menjadi anak Takmad, tidak membuatnya merasa lebih agung dibanding anggota Dayak Indramayu lainnya. Nur tetap bergaul selayaknya warga Desa Krimun biasa.
"Belajarnya Ngaji Rasa sesama masyarakat berbaur gitu," ucap Nur.
Baca Juga: Presiden Bersyukur Tol Cisumdawu Bisa Rampung
Perbincangan bersama Nur ditemani hembusan angin utara dan kicauan burung. Menikahi Amirudin sejak 1977 membuatnya merasakan perubahan hidup suaminya.
Pernikahan mereka masih menggunakan tata cara Islam. Sebab di Dayak Indramayu sendiri belum ada aturan rijit mengenai pernikahan.
Amirudin awalnya warga biasa yang kemudian bergabung menjadi bagian kelompok Dayak Indramayu. Ketika aku mewawancarai Nur, Amirudin tampak menggantikan tugas istrinya melayani pembeli lotek.
Sebagai istri seorang Dayak Alami, Nur merasa tersanjung. Sehari-hari Amirudin selalu membantunya mengurusi kebutuhan rumah tangga.
Meski berbeda dalam urusan makan, Nur, Amirudin dan kedua orang anaknya tidak pernah bertikai dalam urusan perut. Apa pun yang dihidangkan di meja makan, pasti dilahap.
"Apa adanya, kita cuma makan tempe, tahu, sayur sudah cukup. Jadi kita menikmati," jelas Nur.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
Terkini
-
Usai Kunjungan Gibran, Kemendagri Janji Perbaiki Program Kesehatan dan Pendidikan di Papua!
-
Mengapa Tutut Soeharto Gugat Menteri Keuangan Purbaya ke PTUN?
-
DPR Dukung Aturan Satu Warga Satu Akun Medsos, Legislator PKS: Bisa Cegah Kriminal
-
Kepsek Dicopot Gegara Anak Walikota Prabumulih? Klarifikasi Malah Bikin Warga Meradang!
-
Kekayaan Tutut Soeharto yang Gugat Menteri Keuangan Purbaya
-
Ratusan Siswa di Banggai Kepulauan Keracunan Usai Santap MBG
-
DPR Enggan Ambil Pusing Pigai Ganti Istilah Aktivis Hilang: Terpenting Kembalikan ke Keluarganya
-
Mendagri Beberkan Perbedaan Kepemimpinan Birokratis dan Teknokratik kepada Calon Kepala OJK
-
Balas Dendam? Pengamat Ungkap Alasan Prabowo Pilih Mantan Pemecatnya Jadi Menko Polkam
-
Bus Transjakarta Tabrakan dengan Truk di Cideng, Manajemen Pastikan Penumpang Selamat