Suara.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo menyampaikan sebuah peribahasa yang dia anggap perlu direnungkan bagi bangsa Indonesia.
Pria yang karib disapa Bamsoet itu menyampaikan hal tersebut saat peluncuran Buku 'Perang Rusia Vs Ukraina: Dalam Persepsi Intelijen Strategi' bersama Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023).
Bamsoet mengatakan jika ingin menghancurkan kedamaian bangsa Indonesia, tidak perlu mengirim bom atom, cukup menyebarkan fitnah saja.
Awalnya, Bamsoet mengingatkan mengenai pentingnya Indonesia memperkuat strategi dalam menghadapi berbagai ancaman, baik darat maupun udara.
Dia menyebut, ancaman bangsa saat ini ialah serangan siber. Untuk itu, Indonesia perlu meningkatkan kesiapan menghadapi ancaman siber. Terlebih, menurut dia, Indonesia rentan diserang lewat media siber.
"Yang terpenting adalah ancaman kita hari ini telah berubah, kita juga perlu mempersiapkan kecanggihan atau pengetahuan kita untuk menghadapi serangan siber yang jarang kita perhitungkan," kata Bamsoet, Selasa (25/7/2023).
Belajar dari perang Rusia dan Ukraina, Bamsoet menyebut Ukraina menunjukkan bahwa kegiatan di media sosial penting untuk mempengaruhi kekuatan bangsa.
"Ukraina menyebutkan satu pernyataan pada kita semua bahwa kegiatan atau kekuatan media sosial untuk menggalang kekuatan mempengaruhi kekuatan sangat penting," ungkap dia.
Kemudian, Bamsoet menyampaikan peribahasa atau pepatah yang menurutnya mengejek Indonesia. Namun, pernyataan itu dirasa perlu direnungkan oleh Indonesia.
Baca Juga: Geleng-geleng saat Baca Medsos, Jokowi Minta Rakyat Harus Bersenang-senang saat Pemilu 2024
"Karena ada sebuah adagium yang barangkali ini olok-olok tapi kalau kita renungkan penting juga. Ada adagium kalau ingin menyerang Indonesia tidak perlu kita mengirim bom atom atau perang, cukup kita kirim fitnah pasti pada perang di antara mereka, itu adagium. Itulah yang harus kita sadari hari ini," ucap Bamsoet.
"Itu candaan yang sangat menyakitkan, tapi harus menjadi introspeksi diri kita. Bahwa itu adalah esensi perang, di mana tidak hanya mengirim pasukan tapi juga adu domba dan merupakan satu ancaman," tambahnya.
Sebab, dia menjelaskan, sudah banyak negara yang hancur karena perang saudara yang disulut oleh pertikaian kecil, seperti Libya dan Syria. Indonesia dinilai lebih rawan terjadi perpecahan karena beragamnya perbedaan di tengah masyarakat.
"Potensi-potensi konflik bisa dimunculkan, kalau kita tidak sadar diri dengan berbangsa dan bernegara," tandas Bamsoet.
Berita Terkait
-
Geleng-geleng saat Baca Medsos, Jokowi Minta Rakyat Harus Bersenang-senang saat Pemilu 2024
-
Disebut Cocok Gantikan Airlangga Jadi Ketum Golkar Jika Munaslub Digelar, Bamsoet: Ah Keliru Itu
-
Adu Rekam Jejak Luhut vs Bamsoet: Kandidat Ketum Golkar Pengganti Airlangga?
-
Polemik Partai Golkar Mendadak Diminta Ganti Ketum, Airlangga Tergeser Luhut?
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?