Suara.com - Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang, telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penistaan agama. Kini Panji langsung ditahan pihak Bareskrim Mabes Polri untuk kelanjutan proses hukum yang berlaku.
Hal ini tentu membuat pondok pesantren yang berlokasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat tersebut semakin menjadi sorotan publik.
Termasuk mempertanyakan apakah institusi pendidikan tersebut akan ditutup atau tidak apalagi karena sang pucuk pimpinan kini berurusan dengan masalah hukum.
Panji sendiri rupanya sudah pernah menanggapi perihal potensi Ponpes Al Zaytun akan ditutup, sebagaimana dilihat dalam wawancaranya di kanal YouTube ALVIN in LOVE.
"Seandainya pesantren ini ditutup?" tanya Alvin Adam selaku pembawa acara, seperti dikutip pada Kamis (3/8/2023). Hal ini ditanyakan pasca Alvin menyinggung soal banyaknya simpang siur yang berkembang mengenai dugaan penyimpangan di Ponpes Al Zaytun.
Dengan tegas akademisi yang baru merayakan hari jadi ke-77 tahun tersebut langsung sesumbar bahwa Ponpes Al Zaytun tidak akan ditutup.
"Siapa yang berani menutup?" tegas Panji. "Bukan masalah yang punya. Ini pendidikan, siapa yang berani menutup (lembaga) pendidikan, (berarti) berani merusak negara."
"Jadi jangan takut. Pendidik nggak boleh takut, nggak boleh menyerah, nggak boleh pengecut, hadapi saja," sahutnya menambahkan.
Apalagi karena Panji menilai lembaga pendidikan yang didirikan sejak tahun 1996 itu berjalan sebagaimana kurikulum yang berlaku di Indonesia.
Baca Juga: Pesan Terakhir Panji Gumilang Sebelum Jadi Tersangka, 'Jangan Khawatir, Nanti Syekh Pulang Lagi'
"Di sini biasa-biasa saja, karena di sini pembelajaran berkurikulum, kurikulumnya jelas, kemudian dinilai oleh tim akreditasi yang diselenggarakan oleh negara," terang Panji.
"Kemudian kita sudah punya nilai. Jadi kalau nilai itu dianggap tidak pas, bagaimana? Kan itu (dari) negara dan hasilnya lumayan, barangkali tidak ada yang lebih tinggi," sambungnya.
Oleh karena itu, Panji tidak ambil pusing dengan tudingan Ponpes Al Zaytun dianggap sesat.
"Lazim dan tidak lazim itu relatif. Lha kalau harus ikut kelaziman, kan ini lembaga pendidikan, berproses untuk menuju kesempurnaan, ya terkadang-kadang melewati yang tidak lazim," jelas Panji.
"Namun lazim dan tidak lazim bukan ukuran. Ukurannya kurikulum," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG
-
Komisi III Kritik Usulan Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa DPR: Absennya Pemaknaan Negara Hukum
-
Kritik Keras Perkap 10/2025, Mahfud MD Sebut Tidak Ada Dasar Hukum dan Konstitusionalnya
-
Jelang Nataru, Prabowo Minta Peringatan Dini BMKG Jadi Perhatian Serius
-
Borok Ayu Puspita Terbongkar! Uang Calon Pengantin Dipakai Liburan Keluar Negeri dan Bayar Cicilan
-
Tinjau Langsung Pengungsi di Langkat, Janji Prabowo: Kami Tak Akan Tinggalkan Kalian Sendiri