Suara.com - Langkah keluar dari forum Melanesian Spearhead Group (MSG) dilakukan oleh delegasi RI pada forum tersebut ketika salah satu pimpinan kelompok Pro-Papua Merdeka, Benny Wenda akan berbicara di forum tersebut. Lantas siapa Benny Wenda ini?
Benny Wenda adalah pemimpin Kemerdekaan Papua Barat, Presiden Sementara Pemerintahan Sementara ULMWP (United Liberation Movement for West Papua), dan pendiri Kampanye Papua Merdeka.
ULMWP sendiri merupakan organisasi separatis Papua yang selama ini berstatus observer di MGS. Organisasi di bawah kepemimpinan Benny Wenda ini berniat menjadi anggota penuh MSG yang dibentuk pada 1988 di Port Villa, Vanuatu, negara di Oseania, sisi timur Pulau Papua, Indonesia.
Benny Wenda pernah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian dan merupakan penerima Freedom of Oxford. Dia tinggal di pengasingan di Inggris.
Pada tahun 2003 ia diberikan suaka politik oleh Pemerintah Inggris setelah melarikan diri dari tahanan saat diadili di Papua Barat untuk tuduhan bermotif politik.
Masa Kecil
Sebagai seorang anak muda di tahun 1970-an, asal Benny Wenda dari desa di dataran tinggi terpencil Papua Barat. Kala itu, hidupnya disibukkan dengan merawat kebun dengan ibunya.
Mereka di antara orang-orang Lani dengan prinsip 'hidup damai dengan alam di pegunungan'. Pada tahun 1977, hidup Benny berubah secara dramatis.
Tahun itu, militer muncul di desanya. Setiap pagi dalam perjalanan ke kebun, Benny dan ibu serta bibinya akan dihentikan dan diperiksa oleh tentara Indonesia.
Baca Juga: KPU RI Lantik 125 Anggota KPU Kabupaten/Kota dari Sulawesi Selatan hingga Papua Barat Daya
Banyak wanita muda, termasuk tiga bibi Benny, meninggal di hutan karena trauma. Mereka cedera akibat serangan dari pihak militer dan sering melibatkan mutilasi genital.
Setiap hari perempuan Papua harus melapor ke pos militer untuk menyediakan makanan yang diambil dari kebun mereka sendiri. Hingga membersihkan dan memasak untuk tentara. Kekerasan, rasisme, dan kepatuhan yang dipaksakan menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari Benny kecil.
Pernah hidup di hutan
Antara tahun 1977 dan 1983 Benny dan keluarganya, bersama dengan ribuan dataran tinggi lainnya, hidup bersembunyi di hutan. Hidup itu sulit.
Makanan dan tempat tinggal langka, dan yang lemah berjuang untuk bertahan hidup dalam kondisi yang keras. Kekerasan dari militer tetap menjadi ancaman konstan.
Selama tahun 1980-an, dan bahkan hingga awal 1990-an, hanya ada sedikit sejarah tertulis atau diskusi tentang keadaan penggabungan Papua ke Indonesia atau peristiwa-peristiwa berikutnya.
Berita Terkait
-
KPU RI Lantik 125 Anggota KPU Kabupaten/Kota dari Sulawesi Selatan hingga Papua Barat Daya
-
Wawancara Dubes RI Andriana Supandi: Kerja Sama dengan Papua Nugini Perlu Dipererat
-
Lima Anggota TNI Hilang Kontak Usai Baku Tembak dengan TPNPB-OPM di Nduga
-
Respons Permintaan Lukas Enembe Dibebaskan, Komisi I DPR Minta Benny Wenda Pulang lalu Serahkan Diri
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?
-
Sudah 37 Jenazah Ditemukan di Reruntuhan Al Khoziny, Tim SAR Hadapi Ancaman Penyakit dan Beton
-
Berapa Anak Cak Imin? Angkat Santri Korban Reruntuhan Al Khoziny Jadi Anak
-
Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Terus Bertambah, Tim SAR Sudah Temukan 37 Jenazah
-
Janjian Ketemu Makan Siang, Istana Ungkap Isi Pembicaraan Prabowo - Jokowi di Kertanegara
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Prabowo Wajibkan TNI Melek Tekonologi dan Ikut Perkembangan Zaman
-
Misteri 2 Jam Pembicaraan 4 Mata di Kertanegara, Jokowi Beri 'Masukan Rahasia' ke Prabowo
-
Tak Kebagian Kupon Doorprize di HUT ke-80 TNI, Banyak Warga Kecewa
-
Musik Mendadak Mati, Penampilan NDX AKA di HUT ke-80 TNI Sempat Terhenti
-
Apa Bjorka Asli Benar-Benar Sudah Ditangkap? Muncul Akun Baru Usai Polisi Umumkan Penangkapannya