Suara.com - Bakal calon presiden (capres), Anies Baswedan menceritakan momen deadlock hingga gebrak meja saat rapat Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan terkait penentuan bakal calon presiden (cawapres).
Dalam rapat itu, kata Anies, diwarnai dengan perbedaan pandangan yang begitu keras antara utusan Partai Demokrat dan NasDem.
Anies menyampaikan, pada saat itu Demokrat ingin segera ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dideklarasikan sebagai bakal cawapres. Namun di sisi lain, NasDem berpandangan tidak perlu terburu-buru.
"Utusan Demokrat dan utusan NasDem terjadi perbedaan pandangan yang sangat keras, bahkan sampai gebrak meja di situ. Apa perbedaannya? Demokrat menginginkan ditetapkan segera, NasDem menginginkan ditetapkan nanti sambil menunggu siapa tahu ada opsi lain," ujar Anies dalam tayangan Mata Najwa dikutip Selasa (5/9/2023).
Anies mengatakan rapat itu pun berakhir buntu. Dalam rapat itu pula, Demokrat dipersilakan jika ingin mencoba opsi lain di luar koalisi.
"Itu kan dalam percakapan di tim 8 ada. Bukan keluar koalisi, mereka akan coba exercise lain. Ini mereka menunggu, kapan ini keputusannya. Di sisi lain NasDem bukan menolak AHY tapi tidak mau dideklarasikan segera," jelas Anies.
Setelah rapat berakhir tanpa keputusan bulat, Anies kemudian ditelepon untuk segera menuju NasDem Tower, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa (29/8/2023) malam. Anies lalu menemui Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Dalam kesempatan itu, Anies dan Paloh membicarakan mengenai potensi bekerja sama PKB. Anies menyebut, Paloh kala itu dihadapkan pada dua pilihan.
Pertama, berunding dengan PKS dan Demokrat, lalu kemudian bersepakat dengan PKB. Risikonya, PKB bisa saja diajak oleh koalisi lain.
Baca Juga: Baru Dideklarasikan Cawapres, Ini Kasus yang Pernah Catut Cak Imin: Ada Kardus Durian
Kedua, langsung membuat kesepakatan dengan PKB. Risikonya, PKS dan Demokrat bakal merasa dilewati karena tidak diajak bicara. Pada akhirnya, Surya Paloh memilih opsi ini.
"Ini sebuah ijtihad, kemudian Pak Surya Paloh memilih opsi ambil kesepakatan dulu, terus kemudian jelaskan, memang ada risiko, risikonya ada perasaan seperti dilewatkan, ditinggalkan," kata Anies.
Anies dan utusannya di Tim 8 lalu mengontak utusan PKS dan Demokrat untuk bertemu terkait kerja sama dengan PKB. Namun hingga dini hari, tidak ada jawaban.
"Lalu besok paginya Pak Sudirman bertemu dengan Pak Sohibul Iman dari PKS dan Pak Iftitah dari Demokrat, menyampaikan progres ini. Tujuannya untuk saya bertemu, mendiskusikan soal ini," ujar Anies.
Anies kemudian mengaku sudah menemui perwakilan PKS terkait hal tersebut. PKS awalnya merespons dengan baik. Namun, secara prosedural, PKS merasa tidak suka cara NasDem yang mengambil keputusan sepihak tanpa komunikasi dengan partai koalisi.
Sementara di sisi lain, ia mengatakan saat itu tidak bisa bertemu dengan perwakilan Demokrat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
'Spill' Blueprint Gen Z Ideal Versi Megawati: Cerdas, Melek Politik, dan Merawat Bumi
-
Respons Kejagung Usai Sandra Dewi Cabut Gugatan Keberatan Perampasan Aset
-
Diduga Imbas Tabung Gas Bocor, Wanita Lansia Bos Warung Makan di Penjaringan Tewas Terpanggang
-
Gus Miftah 'Sentil' Soal Kiai Dibully Gara-Gara Es Teh, Publik: Belum Move On?
-
Buron! Kejagung Kejar Riza Chalid, WNA Menyusul di Kasus Korupsi Pertamina
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?
-
Divonis 4 Tahun dan denda Rp1 Miliar, Nikita Mirzani Keberatan: Ini Belum Berakhir!
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri