Suara.com - Baru-baru ini, ramai diperbincangkan di media sosial bahwa atap asbes dilarang penggunaannya di dunia. Lantas, kenapa atap asbes dilarang? Untuk mengetahuinya, simak berikut ini penjelasannya.
Diketahui, ramainya perbincangan atap asbes ini bermula dari salah satu pengguna Twitter @/tanyarl yang membagikan screnshoot salah satu video YouTube DW Indonesia tentang “kenapa atap asbes dilarang” pada Minggu, 17 September 2023.
Unggahan tweet tentang atap asbes tersebut pun langsung mendapat reaksi warganet dengan lebih dari 20K like, lebih dari 3K retweet, lebih dari 600 komentar, dan 2 juta penayangan.
Nah bagi yang ingin mengetahui kenapa atas asbes dilarang di dunia tapi masih saja digunakan di Indonesia sebagai atap rumah, mari simak ulasannya berikut ini yang dilansir dari kanal YouTube DW Indonesia (18/9/2023).
Alasan Atap Asbes Dilarang
Dalam video berdurasi 5 menit 24 detik yang diunggah kanal YouTube DW Indonesia, menyebutkan bahwa atap asbes ini sama mematikannya dengan virus berbahaya. Selain itu, dijelaskan juga mengenai dampak penggunaan asbes sebagai atap rumah untuk kesehatan.
Dalam video tersebut juga menyebutkan, yang membuat asbes berbahaya bagi kesehatan yaitu saat kondisi asbesnya sudah pecah dan seratnya lepas di udara kemudian terhirup manusia, maka itu yang menjadi bahaya bagi kesehatan.
“Asbes itu baru berdampak kalau dia pecah, seratnya lepas. Kalau dia masih nempel, di atap misalnya, dan atapnya nempel tidak masalah. Tapi yang menjadi masalah ketika dia robek, kemudian seratnya lepas di udara, kita terhirup,” jelas Pakar Kesehatan dan Keselamatan Kerja dr Anna Suraya melaui DW Indonesia.
Adapun salah satu dampak berbahaya dari atap asbes bagi kesehatan jika bersinggungan langsung yaitu bisa terkena paru-paru. Hal ini dialami langsung oleh salah seorang warga bernama Tuniyah yang pernah bekerja di pabrik asbes.
Baca Juga: Kenapa Rumah di Indonesia Masih Tetap Pakai Atap Asbes? Ini Jawabannya
Tuniyah diketahui menderita Asbestos dampak dari bersinggungan langsung dengan asbes. Diketahui, asbestosis ini merupakan penyakit paru-paru yang tidak dapat disembuhkan dan berujung kanker.
“Awalnya saya belum percaya, karena saya belum merasakan. Tapi lama-lama pada tahun 2011 sudah mulai batuk-batuk. Tahun 2012 (kondisi saya) mulai parah, berbulan-bulan batuk enggak sembuh. Saya minta dirujuk ke penyakit dalam. Kemudia dicek di lab, di rontgen. Positif kena penyakit paru-paru,” ucap Tuniyah melalui DW Indonesia.
Dalam video DW Indonesia menjelaskan, bahwa sebagian besar kasus penyakit asbestosis ini akan berdampak pada penderitanya setelah 15 tahun bersinggungan langsung dengan asbes.
“Jadi untuk berdampak ke dalam jaringan paru dan kemudian menimbulkan tanda, asbes itu membutuhkan waktu yang lama,” tutur dr Anna
Meski penggunaan atap asbes sudah dilarang dibanyak negara, nyatanya 70% penggunaan asbes masih ditemukan di Asia dengan penggunaan terbanyak di China, India, dan Indonesia.
Menurut Muchamad Darisman selaku LSM Jaringan Indonesia Larang Asbes menyebutkan, di Indonesia, rata-rata yang menggunakan asbes sebagai atas rumah yaitu dari kalangan bawah. Hal ini dikarenakan kurangnya akses untuk menemukan asbes yang aman bagi kesehatan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung