Suara.com - Pemerintah Malaysia memutuskan telah melarang buku 'When I Was a Kid 3' yang materinya dinilai menyinggung pekerja domestik atau Asisten Rumah Tangga (ART) asal Indonesia.
Terkait dengan keputusan itu, sang penulis buku, Boey Chee Ming menyampaikan permintaan maaf atas materi buku yang menyinggung. Permintaan maaf tersebut disampaikan seniman asal Malaysia yang saat ini tinggal di Amerika Serikat itu melalui akun media sosial Instagram miliknya pada Kamis (28/9/2023).
Ia juga mengungkapkan bahwa hal tersebut terjadi atas kesalahpahaman. Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Dalam Negeri menilai materi yang ada di dalam buku itu disebut 'kemungkinan merugikan moralitas' sehingga dilarang beredar pada 15 September lalu.
Dilansir dari Channel News Asia, buku tersebut hampir satu dekade dirilis, yakni pada 2014 silam. Buku tersebut merupakan novel grafis yang menceritakan si pembuat buku tentang masa kecilnya.
Boey juga meyakini bahwa pelarangan tersebut dipicu perumpamaan yang disampaikan ayahnya dan ditulis pada sebuah bab.
Dalam tulisan tersebut, ia mengemukakan jika ayahnya mengibaratkan pembantu rumah tangga asal Indonesia itu seperti monyet karena bisa memanjat pohon dengan cepat untuk memetik kelapa.
"Niat saya bukan untuk merendahkan, tetapi untuk memuji kecepatan luar biasa yang dilakukan ART kami dalam memanjat pohon kelapa – seperti monyet. Saya kembali ke pohon itu sendirian malam itu karena saya juga ingin melihat apakah saya bisa memanjat pohon itu dengan kecepatan itu," tulisnya di Instagram.
Boey pun menuliskan permohonan maaf dengan karya yang dibuatnya tersebut dalam akun media sosialnya.
"Saya sangat meminta maaf kepada pihak-pihak yang tersinggung dengan hal ini, dan orang-orang yang secara tidak sengaja saya sakiti," kata seniman berusia 45 tahun ini.
Baca Juga: Temukan Majikannya Meninggal, Seorang TKI di Riyadh Dikabarkan Ditahan Polisi Arab Saudi
Lebih lanjut, ia akan menjadikan pengalamannya ini menjadi pembelajaran.
"Perjalanan mendongeng ini sungguh luar biasa dan saya telah belajar banyak darinya. Naiknya pasti ada turunnya, dan ini adalah pelajaran yang akan saya pelajari."
Sebelumnya, organisasi non-pemerintah dari Indonesia, Corong Rakyat menggelar aksi unjuk rasa di luar Kedutaan Malaysia di Jakarta pada Juni lalu memprotes buku yang dianggap meremehkan pekerjaan ART asal Indonesia.
Sebagai gambaran, lebih dari 200 ribu pekerja berstatus WNI di Malaysia bekerja sebagai pekerja rumah tangga di rumah tangga Malaysia. Mereka mendapat upah yang lebih baik dibandingkan saat mereka kembali ke negara asal mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
Terkini
-
Prabowo Rehabilitasi 2 Guru ASN di Luwu Utara, DPR Wanti-wanti Kepala Daerah Jangan Asal Pecat
-
Puluhan Emak-emak Dampingi Roy Suryo Cs di Polda Metro Jaya: You Never Walk Alone!
-
Kenapa Prabowo Rehabilitasi 2 Guru di Luwu Utara? Ini Kasus yang Membelit Abdul Muis dan Rasnal
-
Profil Ribka Tjiptaning: Dokter Penulis 'Anak PKI', Kini Dipolisikan Usai Sebut Soeharto Pembunuh
-
Motif Pelaku Mutilasi Istri Pegawai Pajak Manokwari, Minta Tebusan ke Suami Korban Lewat IG
-
Nekat Mutilasi Istri Pegawai Pajak Demi Judi Online, Pelaku Terancam Hukuman Mati
-
Detik-detik Grandmax Bawa Rp5,2 Miliar Terbakar di Polman, Uang ATM Rp4,6 M Hangus
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Polisi, Data Kedubes AS Ungkap Dugaan Pembantaian Massal
-
Bikin Laporan ke Bareskrim, Bule Rusia Polisikan Dua Akun Medsos Diduga Penyebar Fitnah
-
Tunda Kenaikan Tarif Parkir, DPRD Minta Pemprov DKI Benahi Kebocoran PAD Rp1,4 Triliun