Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam acara Hub Talk pada Jumat (29/9) lalu menjelaskan, kenyamanan pengguna transportasi merupakan prioritas utama dalam membangun sistem transportasi terintegrasi. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta memberikan subsidi pembiayaan dengan bersinergi bersama pemerintah pusat.
"Nah, itu adalah satu cara kami dalam memberikan kenyamanan bagi warga di Jabodetabek. Hal ini bukan hanya dari fasilitas, tapi juga dari harga yang disubsidi pemerintah," kata Heru.
"Bagaimana dengan konsep (subsidi)-nya? Tentunya konsep itu berdasarkan perencanaan dari Kemenhub dan bersinergi dengan kami. Jadi, DKI Jakarta sebesar 51 persen, lalu Kemenhub sebesar 49 persen," lanjutnya.
Berdasarkan pembagian persentase itulah, lahir sinergi dalam merumuskan subsidi. Hingga muncul LRT yang saat ini proses kelanjutan pembangunannya terus berlangsung.
"Begitu juga dengan Transjakarta dan Kereta Api Indonesia (KAI), juga memberikan subsidi kepada warga yang ingin menggunakan transportasi itu," tutur Heru.
"Totalnya pada bagian ini sebesar Rp 3,5 triliun untuk keseluruhan, kalau masyarakat menggunakan Transjakarta. Jadi Rp 3.500 (ongkos Transjakarta saat ini) itu subsidi. Kalau nilai ekonomisnya bisa Rp 16.888. Artinya, pemerintah daerah concern bersama pemerintah pusat memberikan kenyamanan dan kemudahan terhadap transportasi Jakarta," ungkapnya.
Terkait JPM Dukuh Atas, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi Pj. Gubernur Heru dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan fasilitas ini. "Ini menjadi bukti nyata upaya bersama mewujudkan pembangunan dan pengembangan konektivitas infrastruktur transportasi yang terintegrasi, aman, nyaman, serta selamat," papar Budi Karya saat meresmikan JPM Dukuh Atas.
Menhub Budi berharap pula, pembangunan JPM ini dapat menjadi percontohan bagi pengembangan infrastruktur transportasi yang mengedepankan sinergi. "Tidak mungkin kita membangun transportasi, tetapi tidak ada integrasi antarmoda. Maka jadikankan tempat ini menjadi massal dan menjadi percontohan bagi tempat-tempat lain" imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat membeberkan, JPM Dukuh Atas dibangun atas penugasan dari Kementerian Perhubungan RI kepada MRT Jakarta. Pendanaannya menggunakan skema creative financing, yaitu tidak menggunakan APBD maupun APBN.
Baca Juga: Viral Surat Kenaikan Tarif Layanan Royaltrans, Ternyata Tak Jadi Naik
Jembatan sepanjang 235 meter ini merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD) Dukuh Atas. Meskipun disebut jembatan, secara teknis konstruksi bangunannya bukanlah jembatan.
"JPM ini didesain sebagai bangunan selain untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas pejalan kaki, juga berfungsi menghadirkan berbagai fitur lainnya, seperti gerai makanan dan minuman, hingga tempat tujuan wisata. Jadi, JPM ini dibangun dengan prinsip pengembangan konektivitas antarmoda, ruang publik inklusif, serta enriching urban experience, sehingga diharapkan dapat menjadi identitas dan tujuan baru perkotaan,” jelas Tuhiyat.
Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengapresiasi langkah Pemprov DKI dalam mengintegrasikan angkutan umum. "Ini sudah langkah bagus ya, secara prinsip kebijakan. Memang, integrasi ini di luar negeri, khususnya di negara-negara maju seperti di Eropa, sudah menerapkan sejak lama. Masyarakat tak perlu repot bolak balik tap kartu, bayar lagi berulang kali buat pindah angkutan," paparnyanya saat dihubungi Suara.com.
Namun, Djoko mengakui, minat masyarakat menggunakan tarif integrasi masih minim. Sebab, kebanyakan angkutan umum di wilayah penyangga belum menjangkau perumahan warga.
"Kalau Jakarta, oke lah cakupan angkutan umumnya kan sudah sampai 82 persen, sudah sampai perumahan juga. Cuma kan yang beraktifitas di Jakarta bukan hanya warga Jakarta saja," kata Djoko.
Selain itu, perlu ada peningkatan partisipasi angkutan umum lain di Jakarta, seperti LRT Jabodebek dan Kereta Commuter Indonesia (KCI), untuk terlibat dalam sistem tarif terintegrasi ini. Jika seluruh moda di Jakarta sudah berpartisipasi, maka masyarakat juga akan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi.
Berita Terkait
-
Usai Diprotes, Transjakarta Kembali Ubah Rute Mikrotrans D11 Depok-BKN
-
Demo Buruh Berlangsung di Patung Kuda Hari Ini, Simak Penyesuaian Rute TransJakarta di Sini
-
Pemprov DKI Mau Bedakan Tarif Tiket Angkutan Umum Tiap Pelanggan, PKB: Dari Tahun Lalu Hanya Wacana
-
Tersedia Hanya Saat Jam Sibuk, Transjakarta Tambah Rute Puri Beta-Latuharhary
-
Penumpang Transjakarta Pilih Jalan Kaki karena Bus Terjebak Macet Imbas Rekayasa Lalu Lintas KTT ASEAN
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
5 Fakta dan Pihak-pihak yang Terlibat Perang Sudan
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan