"Kebetulan di antara taman tersebut ada lapangan voli. Jadi, istilahnya kami bagus sekali. Itu lapangan yang cukup aktif, biar orang juga enak melihatnya," ucap Frimelda.
Selanjutnya, pihaknya menata kawasan kolong tol di RW 7, dengan melakukan pengecatan hingga penanaman tumbuhan hias.
Lalu, pihaknya juga membuat fasilitas budidaya tanaman di tengah perkotaan atau urban farming di Ciampea. Lewat program ini, masyarakat diharapkan bisa merasakan dampak dari berbagai hasil tanam yang dihasilkan.
"Alhamdulillah, untuk taman yang di kebun Ciampea itu, kami sudah lakukan beberapa kali panen. Seperti kangkung dan sawi, sebulan sekali panen," jelas Frimelda.
Meski air sulit karena musim kering, keberadaan urban farming ini memantik masyarakat sekitar untuk lebih aktif bercocok tanak di tengah. "Kita berharap, ya ketika panen, kita selalu melibatkan kader atau warga sekitar. Hasil panen kami bagi-bagikan ke[ada mereka," tambahnya.
Menurutnya, warga merasakan manfaatnya. Mereka senang, lingkungan di sekitarnya jadi indah dan bersih. “Taman Cipeucang bisa jadi tempat joging dan jalan santai lansia tiap pagi. Saya lihat, lansia pada keliling di taman itu," ungkap Frimelda.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengakui, penting menata kawasan berbasis kelurahan. Ia pun menyarankan, ke depannya pihak lain juga terlibat, dari profesional, komunitas, hingga ahli soal penataan kawasan.
"Pj Gubernur bisa mengundang atau mengajak asosiasi profesi, perguruan tinggi di kelurahan tersebut, komunitas masyarakat, serta pihak swasta atau perusahaan mengembangkan kelurahan tematik berkelas dunia atau global, dengan penataan kelurahan secara menyeluruh dan tuntas," papar Nirwono.
Ia juga menganjurkan agar penataan kawasan berorientasi pada keunggulan atau ciri khas tiap wilayah. Tujuannya supaya keunggulan yang dimiliki semakin ditonjolkan dan memberi lebih banyak dampak positif.
Baca Juga: DPRD DKI Minta Heru Budi Lobi Pemerintah agar Integrasi Tarif Transportasi Berlaku Juga untuk KRL
“Misalnya, kelurahan di kawasan Kota Tua tentu yang mendukung kawasan pariwisata bersejarah. Sedangkan kelurahan di kawasan pesisir utara dirancang bagaimana menjadi kelurahan hijau dengan hutan mangrovenya, tidak mengalami banjir rob, dan tidak kesulitan air bersih," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Polisi Nyamar Jadi Ojol untuk Tangkap Kurir Narkoba, Kritik Gembong kepada Pj Gubernur DKI
-
Mempercepat Infrastruktur di Jakarta, Pj. Gubernur Heru Raih Penghargaan
-
Pemprov DKI Izinkan Seluruh GOR Di Jakarta Dipakai Untuk Kegiatan Pemilu 2024: Pokoknya Kami Dukung Habis!
-
Khawatir Ada Temuan Lem Aibon Era Anies, PSI Minta Heru Budi Buka Dokumen RAPBD DKI ke Publik
-
Harga Daging Sampai Gula Meroket Di Jakarta, PSI Desak Pemprov DKI Cepat Ambil Tindakan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina