Suara.com - Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, dapat menjadi salah satu pilihan bagi perokok dewasa yang ingin mengurangi risiko dari kebiasaan merokok. Sebab, berdasarkan berbagai kajian ilmiah, ragam produk tembakau alternatif tersebut telah terbukti memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, mengatakan produk tembakau alternatif merupakan hasil inovasi yang dikembangkan oleh industri tembakau. Produk tersebut menerapkan konsep pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction) sehingga mengeliminasi proses pembakaran dan memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
“Kebiasaan merokok memiliki dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Maka, salah satu upaya pengurangan risikonya dapat dilakukan dengan memanfaatkan dan beralih ke produk tembakau alternatif. Hal ini dapat dijadikan opsi bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok sepenuhnya,” kata Dimas, Selasa (17/10/2023).
Sebagian produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, menerapkan sistem pemanasan untuk menghantarkan nikotin, bukan melalui sistem pembakaran seperti rokok. Oleh karena itu, produk tersebut memiliki risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.
Fakta ini juga dibuktikan oleh kajian ilmiah yang dilakukan oleh Public Health England (saat ini dikenal sebagai UK Health Security Agency), divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada tahun 2018 dengan judul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products.”
Dimas melanjutkan, sebagai upaya untuk sosialisasi budaya sadar risiko, pihaknya mendukung pemerintah untuk berpartisipasi aktif dalam memperbanyak kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif di dalam negeri. Tujuannya agar masyarakat, terutama perokok dewasa, mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang pemanfaatan dan profil risiko dari produk tersebut secara lebih spesifik.
“Dengan adanya hasil kajian ilmiah yang komprehensif, masyarakat dapat diberikan informasi yang lebih baik, pemahaman yang lebih akurat, dan kesadaran yang lebih tinggi tentang profil risiko dari produk tembakau alternatif. Hal ini memungkinkan perokok dewasa untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dan memotivasi perubahan perilaku menuju pola hidup yang lebih baik,” terang Dimas.
Dukungan kepada pemerintah untuk memperbanyak kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif juga disampaikan oleh sejumlah akademisi. Salah satunya adalah Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB), Prof. Dr. rer. Nat. Rahmana Emran Kartasasmita, M.Si.
Ia menyatakan hal tersebut perlu diupayakan agar penggunaan produk tembakau alternatif dapat dioptimalkan oleh perokok dewasa yang ingin beralih lantaran telah terbukti profil risikonya lebih rendah daripada rokok.
Baca Juga: Cegah Misinformasi Produk Tembakau Alternatif, Asosiasi Dukung Pemerintah Optimalkan Sosialisasi
“Pemerintah perlu memasifkan kajian literatur dan klinis mengenai produk tembakau alternatif. Sebab, upaya pengurangan risiko terkait penggunaan tembakau sangat penting, termasuk ketersediaan produknya,” kata Prof. Emran.
Lebih lanjut, ia menegaskan produk tembakau alternatif tidak sepenuhnya bebas risiko sehingga penggunaannya bukan untuk orang yang tidak merokok, dan juga bukan untuk anak di bawah umur 18 tahun.
“Mengingat berhenti total merokok faktanya sulit, maka perokok dewasa bisa disarankan untuk beralih ke produk yang lebih rendah tingkat risiko kesehatannya,” tutup Prof. Erman.
Berita Terkait
-
Azizah Salsha Diduga Isap Rokok Elektrik, Kenali Risikonya Bagi Perempuan
-
Jaring Pekerja Baru, Industri Rokok SKT Perlahan Mulai Bangkit
-
Buntut Kontroversi Buang Puntung Rokok Sembarangan, Choi Hyun Wook Didenda
-
Jangan Langsung Dibuang, Berikut Manfaat Limbah Puntung Rokok bagi Tanaman
-
Cerita Aldi Maldini Soal Kebiasaan Merokok Personel Coboy Junior, Sampai Bikin Iqbaal Ramadhan Menangis
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Tito Karnavian: Anggaran Pemulihan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar Capai Rp 59 Triliun
-
JPPI Terima Aduan Sekolah di Banten Diduga Palak SPPG Rp1.000 per Siswa Tiap Hari
-
Awas Macet! Ini Daftar 33 Titik Penutupan Jalan dan Rute Alternatif Malam Tahun Baru 2026 di Jakarta
-
BNPT Temukan 21.199 Konten Radikal, Anak Jadi Sasaran Terorisme di Ruang Digital
-
Kementerian PU Terus Tangani Layanan Air Bersih bagi Masyarakat Aceh Tamiang Pascabencana
-
Kelakar Menkeu Purbaya Sentil BNPB di Rakor Aceh: Lu Pelit, Gua Kasih Duitnya!
-
Menkeu: Ada Rp1,51 Triliun Siap Pakai untuk Pemulihan Bencana, BNPB Segera Ajukan Sebelum Hangus!
-
KSAD Ungkap Perjuangan TNI Kerja 24 Jam di Aceh: Pakai Dana Swadaya, yang Penting Jalan Tersambung!
-
Malioboro Bakal Disterilkan, Polisi Siapkan Rekayasa Lalin di Tugu Jogja saat Malam Pergantian Tahun
-
Menhub Pastikan Bandara dan Pelabuhan Aceh Aman, Tapi Jalur Kereta Api Rusak Parah Disapu Air