Suara.com - Terduga teroris yang diamankan oleh Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri, berinisial S (40) di Kampung Gelam Barat, RT/RW 01/01, Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Sabtu (16/17/2023) lalu, dikenal sebagai sosok yang dermawan oleh para tetangganya.
"Dia baik, malahan sering kasih sumbangan cukup besar kalau ada kegiatan warga itu. Interaksi sama warga juga normal saja, nggak ada yang dicurigai," kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya di Tangerang, Senin (18/12/2023).
Ia menyebutkan sosok terduga teroris dikenal baik, namun ia tidak terlalu akrab. Dia juga mengaku terakhir kali bertemu dengan yang bersangkutan sekitar sehari pasca penggeledahan Tim Densus 88 pada dua hari lalu.
"Terakhir itu dia ngomong mau pulang kampung ke Jawa, dia bilang katanya ada acara keluarga (sunatan anaknya). Dan saya tanya mau naik motor/mobil? dia jawab mobil biar tidak capek," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Selain itu, lanjutnya, terduga ini mempunyai hubungan baik dengan tetangga. Kemudian, yang bersangkutan diketahui sudah menempati kontrakan sekitar satu setengah tahun dengan aktivitas sehari-harinya sebagai penjual kopi keliling.
"Yang saya tahu sih dia jualan kopi keliling, kadang mangkal di RS yang ada di wilayah Pasar Kemis," ungkapnya.
Sebelumnya, Sekitar tujuh personel Detasemen Khusus (Densus 88) anti teror Polri melakukan penggeledahan terhadap kontrakan terduga teroris berinisial S, di Kampung Gelam Barat, RT/RW 01/01, Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Sabtu (16/17) lalu sekitar pukul 09.00 WIB.
Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sigit Dany Setiyono kepada ANTARA di Tangerang, Senin membenarkan adanya penggeledahan yang dilakukan oleh tim Densus 88 Polri tersebut.
Di lokasi kontrakan yang ada di wilayah Kecamatan Pasar Kemis itu, terlihat sepi. Namun, tidak ada garis polisi yang terpasang di kontrakan tersebut, walaupun polisi telah membawa yang bersangkutan ke Mabes Polri.
Baca Juga: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris Di Ngawi, HP Hingga Laptop Disita
Berita Terkait
-
Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris Di Ngawi, HP Hingga Laptop Disita
-
Densus 88 Tangkap Sembilan Teroris Jaringan JI di Jateng, Ini Barang Bukti yang Disita Selain Senpi
-
Pria Misterius Aniaya Brimob saat Jaga Rumah Dinas Kapolri, Teroris?
-
Butuh Kepastian Agar Warga Tak Ragu, Husein 'Gaza' Desak Jokowi Tentukan Status Hamas Teroris atau Bukan
-
Densus 88 Tangkap Empat Tersangka Teroris di Riau, Rencanakan Serang Polres Dumai hingga Buat Kekacauan Pemilu
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta