Suara.com - Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto memastikan keanggotaan keluarga Presiden Joko Widodo (jokowi) di partai tersebut berakhir. Meski belum ada surat resmi pemecatan Gibran Rakabuming Raka maupun sang menantu, Bobby Nasution, ketiganya tidak lagi menjadi bagian dari partai banteng moncong putih tersebut.
"Status mas Gibran, mas Bobby, kami sejak awal sudah menegaskan ini berdasarkan konstitusi undang-undang dasar 1945, bahwa partai politik, pemegang partai politik itulah yang memiliki legalitas konstitusional untuk mengusung capres dan cawapres. Kami sudah mengusung pak Ganjar dan Prof Mahfud, nggak boleh partai mengusung dua orang. Maka ketika mas Gibran dicalonkan apalagi dengan mengingkari kebenaran dengan melanggar konstitusi, manipulasi konstitusi demokrasi ya otomatis keanggotaannya berakhir," papar Hasto usai konsolidasi dengan internal PDIP di Yogyakarta, Sabtu (13/01/2024).
Menurut Hasto, tidak ada sejarah PDIP mengusung dua capres/cawapres dalam setiap pilpres. Apalagi bila dalam prosesnya mengingkari kebenaran laiknya pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Hasto meyakini rakyat Indonesia tidak akan memilih pemimpin yang lahirnya melalui pelanggaran konstitusi, pelanggaran etik berat maupun rekayasa hukum. Jangan karena anak penguasa, Gibran bisa melakukan segalanya.
"[Gibran] tidak ada lagi sejarah dengan PDI Perjuangan, selesai. Ya apalagi prosesnya dan kebenaran akan terbukti, itu yang diyakini masyarakat Indonesia, kita negara spiritual, kita kehidupan beragama kita sangat baik. Jadi udah selesai [statusnya gibran di pdip]," tandasnya.
Sementara terkait pendukung Prabowo yang mengadukan Anies Baswedan ke Bawaslu buntut tidak terima dari debat capres terakhir, menurut Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud itu menunjukkan oritarianisme kepemimpinan Prabowo.
“Debat ini kan namanya instrumen demokrasi untuk menyampaikan gagasan yang baik, tetapi tim pemenangan pak rabowo karena pak prabowo kalah debat di dalam tema debat yang seharusnya beliau unggul lalu mengadukan pak Anies melakukan gugatan terhadap pak anies ini, kan, suatu pengingkaran terhadap demokrasi," tandasnya.
Hasto menyebutkan, bila hanya karena debat saja dilaporkan, maka bagaimana bila Prabowo berkuasa. Terlepas ke Bawaslu laporannya, laporan itu dinilai menunjukkan benih-benih otoritarian akan bekerja kembali.
"Debat, ya, debat. Kalah debat tidak usah saling mengadukan apalagi dengan berbagai sentimen menyerang pribadi. Ini tidak serang pribadi karena rakyat harus tahu dan apa yang disampaikan itu bukan rahasia negara. Itu untuk mengukur bagaimana seorang pemimpin memahami hal luar terkait dengan geopolitik, hubungan luar negeri terkait dengan pertahanan, keamanan sesuatu yang harus dipahami. Jadi, jangan disalahkan karena kalah debat emosional kemudian melakukan gugatan," imbuhnya.
Baca Juga: TPN Ingatkan Kapolri Usai Bicara Soal Estafet Kepemimpinan: Rakyat Berharap Polri Netral
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Jawab Soal Pro Perubahan atau Melanjutkan Program Jokowi, Mahfud MD Tegaskan Pakai Jargon Nahdlatul Ulama
-
Rusuh di Papua Nugini, Jokowi dan Prabowo Malah Disalahkan, Netizen: Ketebak Pendukung Paslon Mana
-
TPN Ingatkan Kapolri Usai Bicara Soal Estafet Kepemimpinan: Rakyat Berharap Polri Netral
-
Potensi Koalisi Dengan Kubu AMIN, PDIP: Kunci Kemenangan Bukan Di Elite, Tapi Rakyat
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP
-
Peringati Hari Sungai Sedunia, BRI Peduli Ajak Generasi Muda Jaga Ekosistem Sungai dan Lingkungan