Suara.com - Sosok Presiden yang paling lama memimpin Indonesia, Suharto kembali menjadi bahasan publik di saat bersamaan menteri Prabowo Subianto mendapatkan pangkat jenderal kehormatan dari Presiden Jokowi.
Publik kemudian mengingat Suharto yang mendapatkan pangkat atau gelar sebagai Jenderal Besar di tahun 1997. Sayangnya 7 bulan bergelar dengan pangkat Jenderal besar, kepemimpinanya lengser oleh gerakan Reformasi tahun 1998.
Pemberian gelar Jenderal Besar pada Suharto tepatnya pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52 pada 5 Oktober 1997.
Panglima ABRI saat itu, Jenderal Feisal Tanjung mengungkapkan pada awak media jika pemberian pangkat jenderal besar bintang lima tidak terkait dengan posisi Soeharto sebagai Presiden RI. Yang kemudian Presiden pun akan bertindak sebagai Panglima Tertinggi ABRI.
Disebutkan jika pangkat kehormatan jenderal besar diberikan karena berhasil memimpin sejumlah operasi militer Serangan Umum 1 Maret 1949), Trikora dalam Perebutan Irian Barat pada 1962 dan menumpas pemberontakan G30S/PKI pada 1965.
Saat itu, Suharto merupakan jenderal bintang lima ketiga setelah Jenderal Sudirman, dan Jenderal Abdul Haris Nasution. Gelar atau pangkat jenderal bintang besar ini kemudian dihapuskan.
Soeharto dalam catatannya disebutkan pemimpin operasi Serangan Umum 1 Maret 1949 kota Yogyakarta yang diduduki Belanda.
Kehadiran pasukan yang dipimpin Soeharto dinilai sangat berjasa pada saat perebutan yang disebut mengakibatkan perang selama 6 jam.
Sementara Operasi Mandala Trikora Pembebasan Irian Barat, Soeharto diketahui baru menjadi jenderal yang disebutkan juga mengatur strategi pasukan menyerang ke Irian Barat yang dikuasai Belanda.
Baca Juga: Tom Lembong Ogah Jabatan Menteri Kabinet Prabowo Subianto: Buat Apa?
Situasi ekonomi di tahun 1997 mulai tidak kondusif, nilai rupiah disebut menaik, sampai dengan awal tahun 1998 melemah yang mengakibatkan harga bahan pokok naik, bahan bakar juga naik, serta terjadi PHK di banyak usaha.
Desakan untuk Soeharto mundur setelah memimpin 32 tahun menguat di kalangan mahasiswa, dan politisi akar rumput.
Tepat 7 bulan setelahya gelar Jenderal Besar, muncul gerakan Reformasi 1998 yang mengakibatkan kekuasaan Suharto lengser.
Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998 atau 7 bulan setelah mendapat gelar jenderal bintang lima atau jenderal besar.
Berita Terkait
-
Prabowo Jadi Jenderal TNI Kehormatan Bintang Empat, Ernest Prakasa: Atur Aja Pak!
-
Tom Lembong Ogah Jabatan Menteri Kabinet Prabowo Subianto: Buat Apa?
-
Fadli Zon Kasih Selamat Prabowo Dapat Gelar Bintang Empat, Malah Disindir Begini
-
Pegang Bintang Empat di Pundak, Prabowo Ucap Tiga Kata Ini dengan Wajah Semringah
-
Bukan Titiek Soeharto, Sosok Ini Ramai Dibahas Bakal Jadi Ibu Negara Prabowo, Siapa Dia?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana