Suara.com - Penembakan terhadap Warga Sipil di Gaza Utara yang menewaskan puluhan orang saat menunggu bantuan kemanusiaan diklaim Militer Israel dilakukan 'Warga Palestina bersenjata'.
Pernyataan tersebut untuk menyanggah Kementerian Kesehatan Gaza yang menuding Militer Israel melakukan penembakan biadap tersebut.
"Warga Palestina yang bersenjata melepaskan tembakan ketika warga sipil Gaza sedang menunggu kedatangan konvoi bantuan di Kota Gaza pada hari Kamis. Kemudian terus menembak ketika kerumunan warga Gaza mulai menjarah truk," kata Militer Israel dalam pernyataan yang dilansir AFP.
Meski begitu, Militer Israel tidak menyebut jumlah korban tewas dalam insiden yang terjadi Kamis di Kota Gaza. Namun mereka menyatakan sejumlah warga sipil Gaza tertabrak truk.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa tembakan Israel menewaskan 20 orang dan melukai 155 orang di sebuah bundaran. Dari pantauan jurnalis AFP di lokasi terlihat beberapa mayat dan orang-orang yang tertembak.
"Tinjauan terhadap sistem operasional kami dan pasukan (tentara) di lapangan menemukan bahwa tidak ada tembakan tank, serangan udara atau tembakan yang dilakukan terhadap warga sipil Gaza di konvoi bantuan," kata pernyataan Israel.
Kemudian pada 29 Februari, masih di Gaza utara, lebih dari 100 warga Gaza terbunuh. Menurut Kementerian Kesehatan, mereka tewas saat pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah orang-orang yang berebut makanan dari konvoi.
Menurut Militer Israel dalam penyelidikan awal insiden tersebut menunjukkan bahwa tentara mereka membela diri menembak tepat ke arah orang-orang yang mendekat dan menimbulkan ancaman.
Lebih lanjut, ada kekhawatiran besar mengenai kelaparan di Gaza yang dilanda perang, terutama di wilayah utara dimana kekurangan pangan paling parah.
Baca Juga: Israel Kembali Lakukan Provokasi, Pasang Besi Penghalang di Gerbang Masuk Masjid Al Aqsa
Sementara itu, PBB dan pekerja bantuan mengatakan, inspeksi Israel yang rumit adalah penyebab kurangnya makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Sedangkan, Israel telah menunjukkan adanya masalah dalam pendistribusian bantuan setelah memasuki Gaza.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India