Suara.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia kini dikabarkan akan segera menghadiri panggilan Mabes Polri dan dijadwalkan akan tiba pada pukul 16.00 hari ini Selasa (19/03/2024). Hal ini pun dikaitkan dengan kasus pungli izin pertambangan yang menyeret namanya.
Sebelumnya, Bahlil sendiri pun mengaku bahwa ada beberapa pihak perusahaan tambang yang menuduhnya meminta upeti untuk urusan perizinan tambang.
Isu soal pungli yang terjadi dalam proses perizinan tambang ini pun ditanggapi Bahlil dan akan diproses melalui jalur hukum.
"Kami akan melaporkan tuduhan ini kepada penegak hukum. Kita akan lanjutkan kasusnya yang katanya ada dugaan pungli bahkan mencatut nama saya, mengatasnamakan saya, dan juga mengatasnamakan satgas yang melanggar hukum. Kita akan proses isu ini secara hukum. Biar tidak ada dosa di antara kita, biar kita lebih fair,"ungkap Bahlil dalam keterangannya pada Senin (18/03/2024) kemarin.
Selain sebagai Menteri Investasi, Bahlil sendiri pun kini juga memegang beberapa saham di berbagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Hal ini juga sempat diungkap oleh pihak Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) yang mengungkap beberapa perusahaan milik Bahlil pun cukup sulit untuk dideteksi.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Investasi, Bahlil pun sudah terlebih dahulu terjun ke dunia bisnis dengan catatan kepemilikan saham di 10 perusahaan sekaligus.
Isu pungli di dunia pertambangan ini pun disoroti oleh Jatam dan menyebut bahwa ada sarat kepentingan kelompok dalam jabatan Bahlil selaku Menteri Investasi.
Melalui akun X @jatamnas, pihak Jatam pun mengungkap daftar nama gurita bisnis dan perusahaan yang dimiliki oleh Bahlil.
"Inilah gurita bisnis Menteri Bahlil. Jabatan politiknya saat ini kental dengan konflik kepentingan, mengingat di saat yang sama, Ia juga memiliki bisnis di sektor pertambangan. Meski tak terhubung langsung dengan seluruh perusahaan, namun relasi bisnisnya itu bisa ditelusuri melalui orang-orang dekat Bahlil," cuit akun @jatamnas yang diunggah pada Senin (18/03/2024) kemarin.
Baca Juga: Alasan Menteri Bahlil Mau Kasih Izin Tambang ke Ormas
Lalu, apa saja daftar perusahaan yang dimiliki Bahlil? Simak inilah selengkapnya.
- PT Bersama Papua Unggul. Perusahaan kontraktor yang berpusat di Kota Jayapura ini dimiliki oleh Bahlil dengan total saham sebesar 90%.
- PT Meta Mineral Pradana. Perusahaan tambang nikel yang berpusat di Jakarta Selatan ini merupakan gurita bisnis Bahlil dari PT Bersama Papua dengan total kepemilikan saham sebesar 90%.
- PT Cendrawasih Hijau Lestari
- PT Map Surveillances
- PT Tribashra Sukses Abadi
- PT Sowita Karya Utama
- PT Tataran Media Sarana
- PT Rifa Capital. Perusahaan ini menjadi perusahaan induk dari gurita bisnis yang dibangun Bahlil sejak lama.
- PT Karya Bersama Mineral
- PT Wirani Sons
- PT Garda Nusantara
- PT Cendrawasih Artha Teknologi
- PT Kacci Purnama Indah
- PT Berkarya Bersama Halmahera
- PT Anugerah Sakti Konstruksi
- PT Duta Halmahera SLestari
- PT Duta Halmahera Mining
- PT Procon Multi Media
Perusahaan-perusahaan tersebut pun dijalankan Bahlil bersama rekan-rekan bisnisnya, seperti Helmi Djen, Setyo Mardanus, Tresse Kainama, serta Made Suryadana yang juga merupakan jajaran petinggi perusahaan-perusahaan tersebut.
Tak hanya itu, dalam data Pemilu 2019, beberapa perusahaan milik Bahlil pun menjadi deretan perusahaan dengan pendanaan politik paling tinggi dalam menyukseskan pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin dalam pemilu tahun 2019.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Daftar Perusahaan Milik Bahlil Lahadalia, Moncer di Sektor Tambang
-
Alasan Menteri Bahlil Mau Kasih Izin Tambang ke Ormas
-
JATAM Singgung Korupsi Politik dan Gurita Bisnis Bahlil, KPK Didesak Bergerak
-
Diduga Biayai Kampanye Jokowi-Maruf di Pilpres 2019, JATAM Bongkar Gurita Bisnis Tambang Menteri Bahlil Lahdalia
-
Dituding Tarik Upeti, Bahlil: Kita Proses Hukum, Biar Tidak Ada Dosa di Antara Kita!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!