Suara.com - Sedikitnya 60 orang tewas dan 147 lainnya luka-luka akibat serangan penembakan brutal di sebuah gedung konser di wilayah Moskow, Rusia pada Jumat (22/3/2024) malam waktu setempat.
Kementerian Kesehatan di wilayah Moskow dalam sebuah pernyataan melaporkan delapan dari korban luka adalah anak-anak, sembilan orang berada dalam kondisi kritis dalam penanganan dokter, dan 47 orang berada dalam kondisi cukup serius.
Serangan ini muncul di tengah perang antara Rusia vs Ukraina masih terjadi. Nah, apakah pihak Ukraina terlibat?
Ukraina pada Jumat mengatakan pihaknya tidak terlibat dalam serangan penembakan mematikan yang menargetkan sebuah balai konser di wilayah Moskow, Rusia.
"Ukraina tentu saja tidak ada hubungannya dengan penembakan/ledakan di Balai Kota Crocus (Wilayah Moskow, Rusia). Itu sama sekali tidak masuk akal," kata asisten presiden Ukraina Mykhailo Podolyak dalam sebuah pernyataan di X setelah penembakan larut malam yang disebut Rusia sebagai "serangan teroris".
Menggarisbawahi bahwa Kiev saat ini sedang berperang dengan Moskow selama lebih dari dua tahun dan bahwa perang Rusia-Ukraina akan diputuskan "hanya di medan perang," Podolyak mengatakan bahwa "serangan teroris tidak menyelesaikan masalah apa pun."
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa Ukraina tidak pernah dengan terpaksa menggunakan metode teroris, dan bahwa pemerintahnya mendengar peringatan publik dari kedutaan asing di Moskow tentang kemungkinan adanya insiden seperti itu jauh sebelum penembakan di Balai Kota Crocus terjadi.
“Tidak ada keraguan sedikit pun bahwa peristiwa di pinggiran kota Moskow akan berkontribusi pada peningkatan tajam dalam propaganda militer, percepatan militerisasi, perluasan mobilisasi, dan pada akhirnya, peningkatan perang. Dan (itu) juga untuk membenarkan serangan genosida yang nyata terhadap penduduk sipil Ukraina," tambahnya.
Dalam pernyataan terpisah, Intelijen Pertahanan Ukraina (HUR) mengklaim penembakan itu sebagai "provokasi yang direncanakan dan disengaja oleh badan khusus Rusia" atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Serangan di Teater Dekat Moskow Tewaskan Puluhan Orang, Kemlu RI: Tidak Ada WNI Jadi Korban
“Tujuannya adalah untuk membenarkan serangan yang lebih keras terhadap Ukraina dan mobilisasi total di Rusia. Eksekusi publik terhadap orang-orang di Moskow harus dipahami sebagai ancaman Putin terhadap eskalasi dan perluasan perang yang lebih besar,” kata HUR melalui platform Telegram.
Pernyataan selanjutnya dari Kementerian Luar Negeri Ukraina menolak tuduhan pejabat Rusia yang mengklaim Kiev terlibat dalam penembakan dan ledakan di gedung konser di Krasnogorsk.
"Kami menganggap tuduhan semacam itu merupakan provokasi yang direncanakan Kremlin untuk semakin memicu histeria anti-Ukraina di masyarakat Rusia, menciptakan kondisi meningkatkan mobilisasi warga Rusia untuk berpartisipasi dalam agresi kriminal terhadap negara kami dan mendiskreditkan Ukraina di mata komunitas internasional,” kata pernyataan HUR.
"Kami menyeru pada masyarakat internasional untuk dengan tegas menolak tuduhan palsu Rusia atas dugaan keterlibatan Ukraina dalam penembakan di Krasnogorsk dan untuk memperkuat dukungannya bagi negara kami dalam melawan serangan kriminal Rusia," lanjut pernyataan tersebut.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram bahwa pejabat Ukraina harus menjadi sasaran jika Kiev diketahui terlibat dalam serangan itu. (Sumber: Antara)
Berita Terkait
- 
            
              Serangan di Teater Dekat Moskow Tewaskan Puluhan Orang, Kemlu RI: Tidak Ada WNI Jadi Korban
 - 
            
              Serangan Teroris di Moskow Tewaskan Banyak Warga Sipil, Vladimir Putin Kirim Pesan Ini
 - 
            
              Brutal! Detik-detik Serangan Teroris di Rusia, 60 Orang Lebih Dilaporkan Tewas
 - 
            
              Amerika Serikat 'Panik' Ukraina Serang Fasilitas Migas Rusia
 - 
            
              Presiden Zelensky Ucapkan Selamat Ke Prabowo, Bicara Langsung Via Telepon
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!