Suara.com - Ziarah kubur saat Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Biasanya, warga berziarah ke makam orang tua atau kerabat di saat momen hari raya.
Seperti yang terlihat di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Banyaknya peziarah yang datang di hari raya, tentunya menjadi berkah tersendiri bagi orang-orang yang berharap mendapat rezeki.
Salah satunya, mereka yang memanfaatkan momen lebaran dengan menjajakan layanan doa bagi peziarah. Pekerjaan tersebut bisa dibilang musiman dan hanya datang dalam momen satu kali dalam setahun.
Baca juga: Doa Ziarah Kubur Singkat Sesuai Sunnah: Teks Arab, Latin, Artinya
Hal itu yang dirasakan Arif. Warga asal Banten ini mengaku mendapat berkah rezeki dari pekerjaannya menjadi penjaja doa bagi peziarah sejak 2009 silam.
Awalnya, warga Serang ini hanya ikut saudaranya saja yang telah lebih dulu mengais rezeki dari menjajakan doa di tempat pemakaman umum.
"Awalnya saya lihat mamang saya sering ke Jakarta. Terus saya tanya di Jakarta tuh ngapain, ternyata jadi orang yang bagian doain di pemakaman," katanya, saat ditemui di TPU Karet Bivak, Kamis (11/4/2024).
Bagi pria 38 tahun ini, mendoakan ahli kubur bukan hal yang sulit. Lantaran pekerjaan Arif kesehariannya di kampung halaman mengajar anak-anak mengaji.
Hijrah Sementara
Baca Juga: Tuntunan Doa Tahlil Ziarah Kubur Lengkap: Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
Saat pengajian anak-anak libur, Arif hijrah sebentar ke ibu kota mengais rezeki menjadi penjaja layanan doa untuk peziarah yang membutuhkan jasanya.
"Kan seminggu sebelum puasa itu pengajian libur. Baru saya ke Jakarta, terus lebaran gini kan masih libur, jadi saya bisa ikut bantu ngedoain di kuburan,” jelasnya.
Doa-doa yang dilantukan Arif pun beragam. Biasanya, Arif mengikuti permintaan peziarah yang mengirimkan doa untuk ahli kubur. Paling banyak, menurutnya dibantu membacakan Surat Yasin.
Selain itu, ada juga yang meminta zikir hingga ada pula yang hanya sekedar meminta bantuan membacakan Al-Fatihah.
Dari setiap layanan doa yang dijajakan kepada peziarah, Arif mengaku tidak pernah mematok tarif. Biasanya keluarga yang berziarah membayar seikhlasnya.
"Dibayar seikhlasnya mereka, kadang ada yang ngasih Rp 30 ribu, kadang ada yang ngasih Rp 50 ribu,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Paling Tinggi Sepanjang Sejarah Dipatok Rp 2,08 Juta per Gram
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
Terkini
-
Prabowo: BRICS Kekuatan Strategis! Indonesia Komitmen Perkuat Kerja Sama
-
Mirip Indonesia, Unjuk Rasa Berdarah di Nepal Tewaskan 19 Orang
-
Kasus Anak Todongkan Senapan ke Ibu Berakhir Damai
-
Kementerian Haji dan Umrah Dapat Anggaran Baru? Gus Irfan Bilang Begini
-
Santer Kabar Raffi Ahmad Jadi Menpora Gantikan Dito Ariotedjo
-
CEK FAKTA: Sri Mulyani Ajukan Pengunduran Diri 2 Kali Sebelum Direshuffle dari Menteri Keuangan
-
Misteri Angka 8 Prabowo: Reshuffle Senin Pon, Kode Keras Ekonomi Meroket 8 Persen?
-
4 Fakta dan Kontroversi Sri Mulyani Terdampak Reshuffle Prabowo
-
3 Fakta Skandal Pungli Paskibra Pejabat Kesbangpol, Uang Makan Dipotong Puluhan Juta?
-
Perintah Prabowo: Anggota DPR Gerindra Dilarang 'Flexing', Ahmad Dhani Usulkan RUU Anti-flexing