Suara.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris secara blak-blakan mendukung Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono untuk maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 mendatang.
Ungkapan Mohammad Idris itu viral di media sosial usai akun instagram @depok24jam memposting pernyataan orang nomor satu di Kota Depok tersebut.
"Saya justru cawe-cawe Wakil Walikota Depok (Imam Budi Hartono)," kata Mohammad Idris kepada wartawan dikutip Kamis (18/4/2024).
Baca Juga :
- Viral Penampilan Baru Syahrini Curi Perhatian, Benarkah Hamil Anak Pertama?
- Shandy Aulia Berhijab di Masjid Agung Sheikh Zayed, Netizen: Dapat Hidayah dari Allah
Bahkan dirinya dengan tegas mengatakan bagian dari keluarga Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Perlu diketahui juga, Mohammad Idris tiga kali ikut Pilkada Kota Depok diusung langsung oleh PKS, hingga dirinya kini menduduki kursi nomor satu di Depok.
Pernyataan Mohammad Idris itu mendapatkan sorotan dari publik, hal itu terlihat banyaknya komentar dari netizen pada unggahan tersebut.
"Kalau Gini PKS Kembali Berkuasa," tulis netizen.
"YUK.....SAATNYA JANGAN PILIH DARI PKS, selama 20 tahun ga ada MAJUNya sama sekali Kota Depok," tulis netizen.
Baca Juga: Publik Soroti Perjuangan Sopir yang Kejar Truknya gegara Lupa Direm: Jadi Inget Warkop DKI
"Lanjutkan PKS...dah betol itu walkot cawe cawe, presiden aja boleh masa walkot ga boleh....," tulis netizen.
Mengenal Sekilas Mohammad Idris
Mohammad Idris lahir 25 Juli 1961, dia dikenal dengan nama lain Idris Abdul Shomad adalah seorang ulama dan politikus Indonesia.
Saat ini, ia memegang jabatan Wali Kota Depok yang telah diembannya sejak 2016. Selama menjabat, kebijakan yang diambilnya selalu kontroversial, salah satunya pengalihfungsian lahan sekolah dasar di Beji, Depok, pada akhir 2022.
Sebelumnya, ia mendampingi Nur Mahmudi Ismail sebagai Wakil Wali Kota Depok.
Mohammad Idris dilahirkan di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, 25 Juli 1961 dari pasangan Haji Abdul Shomad dari Beji dan Hajjah Yumani binti Sholeh yang berasal dari Cilodong.
Dari Depok, orang tuanya berpindah ke Manggarai untuk berdagang. Ia dan kedelapan saudara kandungnya lahir dan besar di Jakarta dengan lingkungan keluarga religius, serta merupakan cucu dari ulama terkenal di Beji, yaitu Kyai Haji Hasbi dan Nyai Siqot.
Nama "Idris Abdul Shomad" sempat populer sebelum akhirnya ia memakai nama aslinya, yakni Mohammad Idris. Penempatan nama belakang "Abdul Shomad" disebabkan ayahnya yang bernama Abdul Shomad.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Dasco: Pengunduran Diri Rahayu Saraswati Akan Diproses Via Mahkamah Partai
-
Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank: Tersangka Ajukan Diri Jadi JC, Siap Ungkap Keterlibatan TNI?
-
Kekecewaan Sri Mulyani Pasca-Penjarahan Rumah, Mahfud MD: 'Dia Nangis Disamakan dengan Sahroni'
-
Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Divonis 7 Tahun Kasus Uang Palsu
-
Profil Annas Mustaqim, Calon Hakim Agung yang Kecam KPK Karena Ungkap Tersangka Korupsi
-
Diduga Pengeroyok Driver Ojol yang Tewas di Makassar Ditangkap
-
Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
-
Menteri PPPA Jenguk 13 Anak Demonstran di Cirebon, Tegaskan Keadilan Restoratif Wajib Diterapkan
-
Sebut Alasan Hukum Jadikan Nadiem Tersangka Terpenuhi, Mahfud: Dia Tak Mengerti Prosedur Birokrasi
-
Peran Strategis Beton dalam Konstruksi Infrastruktur Berkelanjutan