Suara.com - Google mengumumkan pemecatan 28 karyawannya yang protes terhadap kontrak cloud perusahaan dengan pemerintah Israel, Kamis 18 April 2024. Keputusan ini diambil setelah sejumlah staf terlibat dalam aksi protes di beberapa lokasi kantor yang tidak disebutkan.
Alphabet, induk perusahaan Google, menyatakan bahwa sejumlah kecil karyawan yang ikut dalam protes mengganggu jalannya pekerjaan di kantor.
"Menghalangi pekerjaan karyawan lain secara fisik dan mencegah mereka mengakses fasilitas kami merupakan pelanggaran yang jelas terhadap kebijakan kami, dan perilaku yang sama sekali tidak dapat diterima," kata perusahaan itu dalam pernyataannya, dilansir dari Asiaone, 19 April 2024.
Google menyatakan bahwa mereka telah menginvestigasi karyawan yang terlibat dalam protes, yang berujung pada pemutusan hubungan kerja terhadap 28 orang.
Baca juga:
Masuk Bui, Pengasuh di Singapura Tampar dan Dorong Bayi
Sekarang Lebih Gampang Menemukan Lokasi Toilet Bidet di Singapura, Berikut Caranya
Sementara para pekerja Google yang terlibat dalam kampanye No Tech for Apartheid menyebut tindakan pemecatan tersebut sebagai "tindakan pembalasan yang mencolok" dalam sebuah pernyataan di Medium.
Mereka juga menegaskan bahwa beberapa karyawan yang tidak langsung terlibat dalam protes juga dipecat oleh Google.
"Para pekerja Google memiliki hak untuk memprotes secara damai mengenai syarat dan ketentuan kerja kami," tambah pernyataan tersebut.
Pemprotes menyoroti bahwa kontrak Project Nimbus senilai US$1,2 miliar (S$1,63 miliar) yang diberikan kepada Google dan Amazon.com pada tahun 2021 untuk memasok layanan cloud kepada pemerintah Israel, mendukung pengembangan alat militer oleh pemerintah Israel.
Namun, Google menegaskan bahwa kontrak Nimbus "tidak ditujukan untuk pekerjaan yang sangat sensitif, rahasia, atau militer yang berkaitan dengan senjata atau layanan intelijen."
Protes ini bukan hal baru bagi Google. Pada tahun 2018, para pekerja berhasil mempengaruhi perusahaan untuk menunda kontrak dengan militer AS, Project Maven, yang bertujuan untuk menganalisis citra drone udara yang berpotensi digunakan dalam pertempuran.
Berita Terkait
-
Link Ujian Julid Google Form yang Viral di TikTok, Lengkap Cara Baca Hasilnya
-
Militer Iran Aktifkan Pertahanan Udara di Pangkalan Utama Isfahan
-
Bursa Saham dan Kripto 'Kebakaran'! Perang Israel vs Iran Bikin Runyam
-
Konflik Iran-Israel Dapat Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia, BBM Subsidi di Indonesia Berpotensi Terdampak
-
IHSG Seharian 'Meriang' Usai Serangan Balik Israel ke Iran, 617 Saham Kebakaran
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka