- KNKT Lakukan Investigasi Kecelakaan Maut Bus Trans Putra Fajar yang Angkut Rombongan SMK Lingga Kencana Depok
Akibat kecelakaan maut itu, 16 orang meninggal dunia, 14 orang meninggal dunia di lokasi kejadian, satu orang meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit, satu orang meninggal setelah mendapat perawatan. Kecelakaan ini juga mengakibatkan 28 orang mengalami luka berat dan 14 orang luka ringan.
Semua korban adalah penumpang, pengemudi dan kernet yang berada di bus pariwisata serta pengemudi motor juga penumpang Daihatsu Ferosa.
Dari hasil investigasi pihak KNKT, sejumlah faktor menjadi penyebab kecelakaan maut di Ciloto 2007 salah satunya, pengemudi bus ngebut pada saat akan menyalip kendaraan di depannya dan tidak dapat mengendalikan busnya lagi.
Tragedi Paiton
Selanjutnya adalah laka maut yang terjadi pada 8 Oktober 2003 yang dikenal publik dengan sebutan Tragedi Paiton. Kecelakaan maut ini mengakibatkan 54 orang meninggal dunia, 51 diantaranya adalah siswa Yayasan Pembina Generasi Muda (Yapemda).
Kala itu, para siswa SMK Yapemda Yogyakarta ini baru melaksanakan study tour di Bali. Rombongan siswa sekolah itu dibawa dengan menggunakan tiga bus AO Transport.
Jelang malam usai adzan Isya, tiga bus ini beriringan untuk kembali ke Yogyakarta. Saat tiba di tikungan Jalan Raya Surabaya-Banyuwangi, kawasan Banyu Blugur, Situbondo, Jawa Timur, laka maut terjadi.
Sebuah truk kontainer tiba-tiba memotong jalur dan langsung menghantam bagian depan salah satu bus rombongan siswa SMK Yapemda. Dari arah belakang, bus nahas itu juga ditabrak truk tronton. Posisi bus pun dalam kondisi terjepit.
Di posisi seperti itu, api kemudian mulai menyala di bagian bus bernomor polisi L 8493 F. Api muncul akibat tangki bahan bakar bus bocor dan terpecik api sekering listrik bus.
Baca Juga: Kemenhub Sebut Bus Trans Putera Fajar Izinnya Kedaluwarsa, Kok Bisa Lolos?
Kobaran api makin membesar, sementara para siswa dan guru masih berada di dalam bus. Mereka panik dan berteriak minta tolong. Saat berusaha keluar dari pintu belakang, nahas pintu tak bisa dibuka lantaran posisi terjepit akibat truk tronton.
Selain itu, di dalam bus juga tidak terdapat alat pemecah kaca. Korban tak bisa diselamatkan dan mereka tewas dengan posisi terpanggang di dalam bus.
Kapolda Jatim saat itu, Irjen Heru Susanto mengatakan bahwa 54 orang tewas, 51 diantaranya siswa, sisanya guru dan satu pemandu wisata. Sementara korban selamat hanya 2 orang yakni kernet dan sopir bus.
Dari hasil penyelidikan, tragedi Paiton disebabkan sopir truk trailer, Kozin dan kernetnya, Imam Syafii lalai dalam berkendara. Kozim saat itu mengaku tertidur, sementara truk dikemudikan Imam. Parahnya lagi, Imam saat itu mengaku baru pertama kali mengemudikan truk di jalan.
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
Kecelakaan bus yang menimpa rombongan murid SMK Lingga Kencana, Depok, bikin publik ngeri. Kecelakaan terjadi di Subang itu menyebabkan 11 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.
Berita Terkait
-
Kemenhub Sebut Bus Trans Putera Fajar Izinnya Kedaluwarsa, Kok Bisa Lolos?
-
Pj Gubernur Jabar Keluarkan SE soal Study Tour, Larang Wisata ke Luar Provinsi
-
Kecelakaan Bus Di Ciater Subang, KPAI: Pemilik PO Harus Bertanggung Jawab!
-
Izin PO Bus Kecelakaan Bawa Rombongan Siswa SMK Di Ciater Terancam Dicabut
-
7 Fakta Terkini Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Di Ciater Subang
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Hujan Hingga Malam Hari
-
Kemenko PMK Kembangkan Sistem Berbasis AI untuk Pantau Layanan Anak Usia Dini
-
Revisi UU Penyiaran Disorot, Ahli: Era Digital Butuh Regulasi Waras dan KPI yang Kuat!
-
Diduga Lakukan Penggelapan Mobil Inventaris Kantor, Eks CEO dan Direktur Perusahaan Dipolisikan
-
Amerika Serikat dan Venezuela Memanas: Kapal Induk Dikerahkan ke Laut Karibia, Ini 5 Faktanya
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum