Suara.com - Insiden kecelakaan maut yang menimpa bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana, Depok di wilayah Subang, Jawa Barat menjadi sorotan publik.
Kecelakaan maut itu diduga akibat rem bus pariwisata Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 OG tidak berfungsi.
Akibat kecelakaan itu, 11 orang meninggal dunia terdiri dari siswa, seorang guru dan warga. Sementara 12 orang dilaporkan mengalami luka berat dan 19 lainnya mengalami luka ringan.
Baca juga:
Kasus kecelakaan maut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana, Depok mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari salah satu pengusaha Tour dan Travel di Kota Bekasi berinisial FB.
FB menyebut, di balik program study tour rupanya ada sebuah lingkaran setan yang biasanya melibatkan pihak sekolah, penyedia jasa travel dan PO bus.
“Study tour ini buat kami seperti lingkaran setan, karena bukan hanya penyedia jasa bus atau travel saja yang bisa disalahkan, tapi kemudian adalah pihak customer dalam hal ini sekolah,” kata FB kepada Suara.com, Senin (13/5/2024).
FB menjelaskan, awal mula terciptanya lingkaran setan ini dimulai dari adanya permintaan yang datang dari pihak sekolah.
Biasanya kata FB, setiap mengadakan kegiatan study tour dan kegiatan lain semacamnya, pihak sekolah akan meminta penawaran promosi atau cashback hingga ratusan persen kepada pihak penyedia jasa seperti agen travel.
Baca Juga: Imbas Kecelakaan Maut Bus SMK Depok, Disdik DKI Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah: Berisiko!
“Cashback-nya itu luar biasa besar bisa sampai 200 sampai 300 persen,” ucapnya.
Atau cara lainnya adalah, pihak sekolah biasanya bakal memberikan harga yang hampir 2 kali lipat lebih tinggi dari harga yang ditawarkan pihak jasa travel kepada pihak keluarga siswa.
“Misalkan ke Bandung (budget) Rp 600.000 (per siswa) dari pihak sekolah, hitungan kami itu hanya Rp 400.000. Nah itu saja dikalikan (jumlah siswa) misalkan 300 orang, itu mereka (pihak sekolah) bisa sampai mendapat 60 juta lebih gitu,” sambung FB.
FB menyebut, praktek tersebut akhirnya membuat siswa yang seharusnya mendapatkan pelayanan dan fasilitas bagus justru mendapatkan hal sebaliknya.
“Alhasil item-item kebutuhan wisatanya yang pasti akan di buat ini misalkan bus yang harusnya bisa dapat grade A mereka akhirnya ambil yang grade B karena harganya lebih murah,” ucapnya.
Baca juga:
Berita Terkait
-
Imbas Kecelakaan Maut Bus SMK Depok, Disdik DKI Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah: Berisiko!
-
Jadi Saksi Kunci Kecelakaan Maut Rombongan SMK Lingga Kencana Depok, Polisi Periksa Kernet Bus Trans Putera Fajar
-
Kaesang Pangarep Masuk Bursa Calon Wali Kota Bekasi, Warganet Soroti Pendidikannya
-
Keluarga Korban Kecelakaan Bus Lingga Kencana Menerima Santunan
-
Mencekam! Video Diduga Siswa SMK Lingga Kencana sedang Live saat Kecelakaan
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
Terkini
-
Pelajar SMA Bicara soal G30S/PKI: Sejarah yang Penuh Teka-teki dan Propaganda
-
Viral Momen Unik Akad Nikah, Pasangan Ini Justru Asyik Tepuk Sakinah Bareng Penghulu
-
Program 3 Juta Rumah Tancap Gas, Prabowo Hadiri Akad Massal KPR FLPP
-
Dugaan Korupsi Akuisisi Saham PT Saka Energi, Kejagung Telah Periksa 20 Saksi
-
Cuaca Jakarta Hari Ini: Waspada Hujan Deras di Kawasan Pesisir
-
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Mengambang di Kali Kawasan Grogol Petamburan
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya