Suara.com - Juri Ardiantoro ditunjuk sebagai Staf Khusus (Stafsus) Presiden oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (15/5/2024). Tak sendiri, Juri bersama politisi Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie mengemban jabatan serupa.
Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana mengatakan bahwa setelah diangkat menjadi stafsus, Juri Ardiantoro akan menjalankan tugas-tugas khusus sesuai arahan Presiden Jokowi.
Berikut sepak terjang Juri Ardiantoro sebelum ditunjuk sebagai Stafsus Jokowi.
Profil Juri Ardiantoro
Juri Ardiantoro SPd MSi PhD lahir di Brebes Jawa Tengah pada 6 April 1973. Ia merupakan anak ke-5 dari 6 bersaudara yang tumbuh di tengah keluarga sederhana yang religius.
Kedua orang tuanya buruh tani dan tidak pernah mengenyam pendidikan formal (buta huruf), namun punya semangat dan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi putranya.
Pada 2005, Juri menikah dengan Ratu Dalis LF. Dari pernikahannya dengan wanita asal Pandeglang, Jawa Barat itu, ia dikaruniai sepasang putra putri yakni Moch Gheysar Pramatya Ardiantoro dan Queensha Nitisara Ardiantoro.
Juri Ardiantoro merupakan Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik sebelum ditunjuk jadi stafsus. Selain itu, ia juga merangkap jabatan sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Jakarta dan Ketua Panitia Seleksi calon anggota KPU dan Bawaslu.
Juri juga punya jabatan mumpuni yakni sebagai komisaris PT Pertamina Patra Niaga selain Ketua Alumni Universitas Negeri Jakarta dan pernah kuliah di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebelumnya, Juri menjabat Ketua KPU menggantikan Husni Kamil Manik yang meninggal dunia pada 2016.
Setelah pensiun dari KPU, bersama para mantan komisioner KPU dan Bawaslu seluruh Indonesia, dia mendirikan dua lembaga yang konsen pada isu Pemilu dan Demokrasi. Yakni Network for Democracy and Electoral Integrity (NETGRIT) dan Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI).
Setelah purna tugas sebagai Ketua KPU, Juri membantu Presiden Jokowi dengan menjadi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) sejak Mei 2018 hingga Oktober 2019.
Di sela kesibukannya dalam berkarier di bidang kepemiluan, demokrasi, dan pemerintahan, Juri juga aktif di berbagai organisasi, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama. Juri menjabat sebagai salah satu Ketua PBNU periode 2015-2020.
Pada Pemilu 2019, Juri dipercayakan pada posisi sebagai Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) untuk pasangan Calon Presiden - Wakil Presiden RI nomor urut 1 Joko Widodo-Maruf Amin.
Pada Pemilu 2024, Juri dipercayakan pada posisi sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) untuk pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Riwayat jabatan
- Komisioner KPU Provinsi DKI Jakarta
- Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta (2008-2012)
- Komisioner KPU Republik Indonesia (2012-2017)
- Ketua KPU Republik Indonesia (2016-2017)
- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (2018-2019)
- Deputi Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik (2020-2023)
Tag
Berita Terkait
-
Mengenang Arif Budimanta: Ekonom dan Stafsus Jokowi yang Telah Tiada
-
Eks Stafsus Jokowi Wafat: Ini Sepak Terjang hingga Karier Politik Arif Budimanta
-
Mantan Eks Stafsus Jokowi Arif Budimanta Meninggal Dunia
-
Deddy Corbuzier Tak Menyesal Semprot Siswa yang Keluhkan MBG, tapi Tobat setelah Jadi Stafsus
-
Baru Speak Up Bela Rakyat, Deddy Corbuzier Kirim Pesan ke Atasan
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?