Ia juga bekerjasama dengan Drs. T. Yously Syah untuk mengelola koran Media Indonesia pada 1989. Kesepakatan pun terjalin di mana Yously Syah menjadi pemilik sekaligus pemimpin redaksi. Sementara Surya Paloh bermanuver untuk mengembangkan media tersebut untuk diboyong ke gedung Prioritas.
Kelihaiannya mengembangkan bisnis justru memberikan penjualan koran ini semakin meningkat. Tak hanya berkutat di Jakarta, ia pun mengekspansi ke wilayah-wilayah lain dan membuat 10 penerbitan di daerah, seperti Harian Atjeh Post, Mingguan Peristiwa (Aceh), Harian Mimbar Umum (Medan). Harian Sumatra Ekspres (Palembang), Harian Lampung Post (Bandar Lampung).
Ekspansi pun menyasar pulau-pulau di Jawa dan Bali seperti, Harian Gala (Bandung), Harian Yoga Pos (Jogja), Harian Nusa Tenggara dan Bali News (Denpasar), Harian Dinamika Berita (Banjarmasin) serta Harian Cahaya Siang (Manado).
Meski sudah membangun Harian Prioritas dan memiliki SIUPP, Surya Paloh harus berurusan dengan pemerintah karena isi berita dianggap kasar. Akhirnya izin tersebut dicabut.
Tak ingin usahanya di bisnis pers sia-sia, Surya Paloh menjadi salah satu pengusung kebebasan pers yang diperjuangkan di era reformasi. Pers mendapat kebebasannya dari Permenpen Nomor 1/Per/Menpen/1984.
Selanjutnya, Surya mendirikan Metro TV pada 18 November 2000. Ia mengundah Abdurrahman Wahid untuk meresmikan sebagai media televisi pertama di Indonesia saat itu.
Organisasi
Berada di Universitas yang membentuk nalar politiknya berkembang, Surya Paloh cukup aktif berorganisasi. Ia bahkan yang menginisiasi Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) di Dolok Batu, Serbelawan pada 1965. Selanjutnya ia dilirik KAPPI Medan dan menjadi ketua pada 1968.
Surya Paloh bahkan sudah terlibat dalam politik praktis hingga menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar pada Sekretariat Bersama Golkar. Berlatar belakang ayahnya yang perwira polisi, Surya mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI (PP-ABRI) dan menjadi Ketum PP-ABRI Sumatera Utara. Pada 1978 organisasi ini berkembang hingga ke Jakarta dan dikenal dengan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).
Baca Juga: Irfan Setiaputra
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Teken PJBTL 1.800 MVA di Jawa Barat dan Jawa Tengah
-
Aktif Lagi di DPR, Tangis Haru Adies Kadir dan Uya Kuya Pecah Usai MKD Nyatakan Tak Langgar Etik
-
Pasrah Gaji DPR Disetop 6 Bulan usai Sebut Rakyat Tolol, Hukuman MKD Bikin Ahmad Sahroni Kapok?
-
Siswa 13 Tahun Tewas di Sekolah Internasional Gading Serpong, Diduga Jatuh dari Lantai 8
-
Soeharto, Gus Dur dan Marsinah Penuhi Syarat Terima Gelar Pahlawan, Ini Penjelasan Fadli Zon
-
Jejak Digital Budi Arie Kejam: Dulu Projo Pro Jokowi, Kini Ngeles Demi Gabung Prabowo
-
Bau Busuk RDF Rorotan Bikin Geram! Ribuan Warga Ancam Demo Balai Kota, Gubernur Turun Tangan?
-
Terbukti Langgar Etik, MKD DPR Nonaktifkan Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Ahmad Sahroni Tanpa Gaji
-
Angka Pengangguran di Jakarta Tembus 330 Ribu Orang, BPS Klaim Menurun, Benarkah?
-
Sebut Usulan Gelar Pahlawan Absurd, Koalisi Sipil: Soeharto Simbol Kebengisan Rezim Orba